Sebut Anies Usik Oligarki, Refly: Sosok yang Penting Diperhitungkan!

Jum'at, 03/09/2021 09:16 WIB
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Presiden Joko Widodo. (pinterpolitik).

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Presiden Joko Widodo. (pinterpolitik).

Jakarta, law-justice.co - Ahli Hukum Tata Negara, Refly Harun blak-blakan membeberkan alasan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan selalu “diserang” oleh penguasa saat ini.

Hal tersebut diungkapkan pengamat sosial dan politik ini dalam video yang diunggah dalam kanal YouTube Refly Harun, Kamis (2/9).

Refly Harun menilai, bahwa Anies Baswedan adalah salah satu tokoh yang mengusik kemapanan oligarki Istana.

“Kali ini saya bahas Anies Baswedan yang mau diinterpelasi tapi gagal. Anies Baswedan kenapa menjadi penting, karena dia adalah satu dari sedikit tokoh yang mungkin mengusik kemapanan oligarki Istana,” jelas Refly Harun.

Tak hanya itu, menurut Refly Harun, Anies Baswedan selalu menduduki di urutan 3 besar dalam survei calon presiden 2024.

“Ya, yang lainnya mungkin belum terlihat jelas, karena berdasarkan dari hasil survei (calon presiden) dia selalu bisa menduduki di 3 besar. Prabowo, Ganjar, Anies. Anies, Ganjar, Prabowo. Atau Ganjar, Prabowo, Anies. Bolak-balik, maka dari itu dia jadi sosok yang penting untuk diperhitungkan, dipertimbangkan,” ungkapnya.

Akademisi ini pun menyinggung soal pemilihan presiden (pilpres) 2024.

Menurutnya, jika 7 oligarki Istana akan pesta pilpres, maka tidak bisa mendapatkan sosok di luar oligarki tersebut.

“Pilpres akan pura pura, kalaupun serius maka paket kabinet sudah ditentukan dari awal. Jadi, siapa pun yang kalah ya seperti sekarang ini, akan terekrut juga di kabinet yang menang, seperti Prabowo direkrut dalam kabinet Jokowi dan kemudian menyusul Sandiaga Salahudin Uno,” beber Refly Harun.

“Jadi bukan tidak mungkin pesta di antara 7 partai itu akan begitu juga nasibnya,” lanjutnya.

Oleh karena itu, menurut Refly Harun, selain menembus presidential threshold, juga harus ada sosok yang cukup kuat untuk bisa menantang oligarki Istana dan yang paling penting pemilunya jujur dan adil.

“Biarkanlah rakyat yang menilai apakah nanti akan memilih Anies Baswedan misalnya, Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, atau bahkan Gatot Nurmantyo misalnya, itu ditentukan oleh pilihan rakyat, bukan karena disetir oleh oligarki kekuasaan dengan mengajukan calon di luar perkiraan,” ujar Refly Harun.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar