Terobosan Jurnalisme Investigasi, Watchdoc Raih Penghargaan Bergengsi

Selasa, 31/08/2021 20:55 WIB
Salah satu jurnalisme investigasi buatan Watchdoc (Net)

Salah satu jurnalisme investigasi buatan Watchdoc (Net)

Jakarta, law-justice.co - Rumah produksi audio visual Watchdoc, yang aktif mengawal isu lingkungan dan korupsi, mendapatkan penghargaan Ramon Magsasay untuk kategori Emergent Leadership.


Ramon Magsasay, yang diambil dari nama mantan Presiden Filipina Ramon del Fierro Magsaysay yang meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat di Cebu 1957, merupakan salah satu penghargaan bergengsi yang diberikan oleh Ramon Magsaysay Award Foundation.

Ramon dikenal sebagai orang yang berintegritas dalam memberikan pelayanan umum, menjalankan pemerintahan, dan memiliki idealisme pragmatis dalam lingkungan masyarakat yang demokratis.

Kategori Emergent Leadership diberikan kepada sosok yang memiliki karya luar biasa di bidang perubahan sosial di komunitasnya. Namun, kepemimpinan sosok itu belum diketahui secara luas oleh orang-orang di luar komunitasnya.

Watchdoc merupakan salah satu production house di Tanah Air yang aktif mengawal berbagai isu sosial, terutama lingkungan hidup.

Dalam seri dokumenter berjudul Ekspedisi Indonesia Biru, salah satu pendiri Watchdoc Dandhy Dwi Laksono bersama Ucok Suparta berkeliling Indonesia selama satu tahun.

Mereka mendokumentasikan berbagai khazanah masyarakat adat, masalah sosial yang dihadapi, dan perjuangan mereka.

Selain itu, mereka juga membuat beberapa dokumenter panjang yang mengangkat berbagai persoalan, seperti Sexy Killers yang telah ditonton 36 juta kali di Youtube, The Mahuzes, The End Game, Asimetris, dan lainnya.

Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) M. Chairul Anam mengapresiasi Watchdoc yang mendapat penghargaan Ramon Magsaysay.

Anam menyebut kerja keras yang selama ini dilakukan oleh Andy Pancha Kurniawan, Dandhy Dwi Laksono dan semua kru Watchdoc mendapatkan tempat tersendiri dalam diskursus HAM di Indonesia. Tak hanya itu, kerja keras mereka juga mendapatkan pengakuan dari dunia.

"Sebuah pretasi prestisius atas kerja jurnalistik, dokumenter, dan advokasi HAM," kata Anam, dikutip dari CNNIndonesia,  Selasa (31/8/2021).

Menurut Anam, Watchdoc memilih berdiri tegak di jalur utama kebebasan berekspresi dan berpendapat dengan memproduksi film dokumenter hingga investigasi.

Watchdoc, kata Anam, juga konsisten melakukan kerja-kerja tersebut meskipun situasi dan kondisi kebebasan berpendapat di dunia, termasuk Indonesia, sedang menghadapi tantangan.

"Tidak hanya itu, Watchdoc juga melakukan advokasi terhadap perbaikan situasi tersebut," ujarnya.

Anam menyebut Ramon Magsaysay Award ini melengkapi penghargaan yang telah disabet Watchdoc sebelumnya, Gwangju Prize for Human Right pada awal 2021 lalu.

Sosok yang pernah mendapatkan penghargaan Ramon Magsaysay di Indonesia antara lain adalah Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Anam berharap hadirnya penghargaan bergengsi ini ak hanya dinikmati oleh Watchdoc, melainkan bisa membuat semua pihak percaya bahwa kerja keras dan investigasi bisa menciptakan dampak.

"Kerja keras dan investigasi handal akan membuahkan prestasi dan perubahan kondisi yang lebih baik dalam kehidupan demokrasi dan HAM," katanya.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar