Amerika Serikat Resmi Hengkang, Taliban Deklarasi Afghanistan Merdeka

Selasa, 31/08/2021 09:16 WIB
Taliban mendeklarasikan Afghanistan kini merdeka sepenuhnya setelah pesawat militer terakhir AS lepas landas dari bandara Kabul pada Senin (30/8). (AP/Zabi Karimi)

Taliban mendeklarasikan Afghanistan kini merdeka sepenuhnya setelah pesawat militer terakhir AS lepas landas dari bandara Kabul pada Senin (30/8). (AP/Zabi Karimi)

Jakarta, law-justice.co - Kelompok Taliban mendeklarasikan bahwa Afghanistan kini sudah merdeka setelah pesawat militer terakhir Amerika Serikat lepas landas dari bandara Kabul pada Senin (30/8), setelah 20 tahun Negeri Paman Sam menginvasi negara itu.

"Tentara AS terakhir sudah meninggalkan bandara Kabul dan negara kami mendapatkan kemerdekaan yang seutuhnya," ujar juru bicara Taliban, Qari Yusuf seperti melansir cnnindonesia.com.

Yusuf mendeklarasikan kemerdekaan penuh Afghanistan ini tak lama setelah Pusat Komando Militer AS (Centcom) mengumumkan pesawat terakhir militer AS resmi meninggalkan Afghanistan, pada Senin.

Keberangkatan pesawat tersebut menandai akhir dari perjalanan berdarah dari perang terpanjang Amerika Serikat di luar negeri.

"Saya di sini untuk mengumumkan penarikan kami dari Afghanistan selesai dan misi untuk mengevakuasi warga Amerika, warga negara ketiga, dan warga Afghanistan yang rentan berakhir," kata McKenzie selama konferensi pers di Pentagon.

Sebagaimana dilansir CNN, keberangkatan tersebut juga menandai pertama kalinya dalam hampir dua dekade, AS dan sekutunya tidak memiliki pasukan di Afghanistan setelah menghabiskan US$2 triliun dan hampir 2.000 tentara AS tewas dalam perang.

Setelah AS hengkang, Taliban akan berjibaku berkonsolidasi untuk membentuk pemerintahan baru Afghanistan. Seorang juru bicara Taliban menyatakan bahwa mereka menargetkan upaya konsolidasi itu akan rampung dalam satu hingga dua pekan.

Meski sudah bebas dari AS, Taliban masih punya sederet pekerjaan rumah, termasuk memulihkan ekonomi, membujuk pemerintah asing untuk mengakui pemerintahan mereka, hingga membangun kembali kepercayaan rakyat.

Saat ini, ekonomi Afghanistan terpuruk, terutama setelah Taliban menduduki istana kepresidenan pekan lalu dan menimbulkan ketidakstabilan situasi.

Sementara mereka harus membangun ekonomi, banyak ahli-ahli Afghanistan sudah kabur ke luar negeri tak lama setelah Taliban berkuasa.

Pembangunan Afghanistan ke depan dianggap menjadi tantangan terbesar Taliban selain ancaman teror dan perlawanan dari kubu-kubu rival.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar