Kritik Tajam Budayawan ke JK: Mentalitas Taliban Banget Orang Itu

Jum'at, 27/08/2021 14:04 WIB
Mantan Wapres RI, Jusuf Kalla (JK), menyatakan bahwa Taliban menjamin tak akan mengusik keamanan KBRI di Kabul, Afghanistan. (Dok. Istimewa)

Mantan Wapres RI, Jusuf Kalla (JK), menyatakan bahwa Taliban menjamin tak akan mengusik keamanan KBRI di Kabul, Afghanistan. (Dok. Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Wakil Presiden periode 2014-2019 Jusuf Kalla (JK) menilai, Afghanistan di bawah kepemimpinan Taliban akan mengalami transformasi. Menurutnya, Taliban saat ini sudah mengalami perubahan, tak seperti dulu.

Menanggapi hal itu, budayawan Mohamad Sobary pun mempertanyakan konteks pernyataan JK soal Taliban saat ini bukan lagi Taliban yang dulu.

Sobary mengatakan, apakah pernyataan JK tentang Taliban wajah baru sebuah harapan keamanan atau pernyataan politik.

Ia menegaskan, kalau pernyataan JK mengenai Taliban ini ialah harapan terbentuknya suatu keamanan tingkat dunia, maka dia berada di hati mayoritas masyarakat dunia.

"Tapi kalau itu pernyataan politik, dia ingin menidurkan musuh-musuh Taliban. Supaya masyarakat dunia tertidur dan Taliban sendiri yang gerayahan kesana kemari," ujar Sobary di YouTube Total Politik yang dikutip pada Jumat (27/8/2021).

Sobary pun menduga bahwa pernyataan JK mengenai Taliban wajah baru ini relevan dilihat dari kepentingan JK itu sendiri.

"Pak JK ini kan orang yang sedang konflik di dalam negeri ini. sedang memerangi pemerintah karena kepentingan-kepentignan bisnisnya tidak diakomodir," ujarnya.

Menurutnya, kejengkelan JK terhadap pemerintah sudah terjadi sejak lima tahun lalu. Namun Sobary tidak membeberkan apa yang membuat JK jengkel terhadap pemerintah.

"Karena itu dia tidak punya cara lain kecuali mem back up orang-orang yang memiliki mentalitas Taliban di Indonesia. Itu kawan-kawannya dia," ungkap Sobary.

Sobary menilai bahwa JK itu sosok yang sangat bertentangan dengan apa yang dikatakan.

"Keras itu orang itu. Mentalitas Taliban banget orang itu. JK itu mentalitas Talibannya lebih dulu lahir sebelum Taliban lahir," pungkasnya.

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar