Aparat Sudah Banyak Hapus Lomba Mural Gejayan Memanggil

Kamis, 26/08/2021 11:22 WIB
Mural kritik terhadap Presiden Jokowi yang beberapa waktu lalu sempat viral (Foto: Istimewa)

Mural kritik terhadap Presiden Jokowi yang beberapa waktu lalu sempat viral (Foto: Istimewa)

Jakarta, law-justice.co - Panitia `Lomba Mural Dibungkam` Gejayan Memanggil menyebut sudah cukup banyak hasil coretan dinding dari peserta yang terkumpul dan dihapus sepanjang tiga hari kontes ini berlangsung.

"Yang terkumpul masih direkap. Tapi yang dihapus sudah lumayan banyak," kata Humas Gejayan Memanggil yang namanya minta disamarkan sebagai Mimin Muralis, Rabu (25/8).

Menilik unggahan pada highlight story Instagram @gejayanmemanggil, beberapa lokasi mural milik peserta yang dihapus antara lain, Malang, Semarang, Tangerang, dan Pemalang.

Penghapusan mural ini memang masuk ke dalam salah satu kriteria penilaian dewan juri selain ketentuan awal lainnya seperti keberanian konten; menggambarkan semangat perlawanan; diapresiasi rakyat; dan tak mengandung unsur SARA.

Mural yang dihapus memperoleh poin lebih karena dianggap sebagai wujud nihil apresiasi terhadap suara rakyat yang mengkritisi kebijakan pemerintah. Mural dihapus adalah estetika perlawanan.

Kata Mimin, mural dihapus dinilai memiliki muatan yang sangat bermakna untuk rakyat hingga perlu disensor oleh negara. Atau setidaknya selaras dengan tema besar lomba ini.

Di samping kecepatan aparat untuk menghapus mural, dewan juri juga menilai lokasi mural tersebut.

"Lokasinya terserah, tapi dilihat dari strategisnya. Tempat paling strategis juga mendapat nilai lebih," imbuh Mimin.

Lomba yang dimaksudkan sebagai sindiran bagi aparat kepolisian dan pemerintah daerah yang dinilai kelewat responsif menindak mural-mural bernuansa kritis ini sendiri masih akan berlangsung sampai 31 Agustus 2021 mendatang.

Panitia menyiapkan beragam hadiah bagi pemenang lomba ini. Mulai dari diekspos oleh akun Gejayan Memanggil, merchandise, hingga dipasarkan dalam berbagai bentuk, seperti desain baju atau paperart.

"Karena kami bukan akun buzzer dan nggak punya uang jadinya kami hadiahi eksposure bagi pemenang. Ke depan bisa dijadikan desain baju atau paperart yang bisa dipesan keuntungan sebagian untuk pemenang, sebagian untuk gerakan-gerakan rakyat bantu rakyat," sebut Mimin.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar