PKS Ragu Kemenangan Taliban Bangkitkan Radikalisme Islam di Indonesia

Sabtu, 21/08/2021 20:10 WIB
Ilustrasi Radikalisme (Lampung Post)

Ilustrasi Radikalisme (Lampung Post)

Jakarta, law-justice.co - Wakil Ketua Majelis Syura PKS Hidayat Nur Wahid (HNW), menepis kekhawatiran sejumlah kalangan terkait kemenangan Taliban menguasai Afghanistan akan membangkitkan semangat kelompok radikal di Indonesia.


Alasannya, Taliban sudah menjelaskan tidak akan menjadi tempat pelatihan radikalisme dan terorisme. HNW pun menyatakan bahwa Taliban telah menegaskan diri bukan bagian dari kelompok militan ISIS dan Al Qaeda.

"Kalau banyak pihak yang mengkhawatirkan Taliban bangkitkan gerakan-gerakan radikal yang ada di Indonesia, pertama dari sisi Taliban sendiri mereka sudah menjawab. Selain dari pernyataan juru bicaranya tidak akan menjadi tempat pelatihan radikalisme, terorisme. Tapi yang paling utama, bahkan, mereka mengeksekusi pimpinan ISIS di Asia [bagian] selatan yang ditahan di Kabul, kemudian dieksekusi mati oleh Taliban," kata HNW saat menjadi pembicara dalam diskusi `Masa Depan Afghanistan dan Peran Diplomasi Perdamaian Indonesia` yang berlangsung secara daring, Sabtu (21/8/2021).

"Dengan ini, Taliban menegaskan bahwa mereka bukan ISIS dan karenanya mereka bukan Al Qaeda," imbuhnya.

Dia menyampaikan bahwa organisasi yang ditemui Taliban ketika datang ke Indonesia pada 2019 ialah Nahdlatul Ulama (NU) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Dalam pertemuan dengan NU dan MUI itu, menurutnya, Taliban mengungkapkan bahwa Afghanistan tertarik untuk belajar dari para ulama di Indonesia tentang cara menghadirkan kehidupan berbangsa dan bernegara yang lebih progresif.

"Terjadi pembicaraan yang sangat bagus, disebutkan pihak Afghanistan sangat tertarik dengan NU, dengan Indonesia, sehingga mereka mendirikan NU [di] Afghanistan. Jadi justru mereka belajar dari Indonesia, mereka ingin dari para ulama menghadirkan kehidupan berbangsa bernegara yang lebih progresif, bagus," tuturnya.

Dari sisi keagamaan, HNW melanjutkan, situasi yang terjadi di Afghanistan tidak mungkin terjadi di Indonesia karena ulama-ulama di Indonesia sudah menetapkan bahwa Indonesia adalah negara merdeka

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar