Beda dengan PD, Pernyataan SBY soal Pandemi Dinilai Puji Pemerintah

Rabu, 18/08/2021 08:13 WIB
Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (republika)

Presiden Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) (republika)

Jakarta, law-justice.co - Presiden Republik Indonesia ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyebut pemerintah telah gigih menangani pandemi Corona.

Sikap SBY itu dinilai semakin memperjelas Partai Demokrat tidak konsisten sebagai oposisi dan memainkan politik dua kaki.

Direktur Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menyebut pernyataan SBY itu secara tidak langsung memuji upaya pemerintah Joko Widodo (Jokowi) dalam melawan Corona.

Berbeda dengan kader Partai Demokrat (PD) yang senantiasa mengkritik.

"Itu secara tidak langsung bentuk pujian SBY terhadap pemerintah dalam penanganan pandemi. Sementara kadernya bilang pemerintah gagal total," kata Adi kepada wartawan, Selasa (17/8/2021).

Adi menyebut pernyataan SBY itu menggugurkan kritikan yang disampaikan oleh elite Partai Demokrat selama ini. Dia mengatakan Partai Demokrat senantiasa mengkritik penanganan pandemi yang dilakukan oleh pemerintah.

"Pernyataan SBY itu kan seakan-akan menggugurkan semua kritikan kader Demokrat selama ini, yang hampir tiap hari mengkritik, mem-bully dang menghujat kebijakan politik pemerintah terkait penanganan pandemi," katanya.

"Coba bayangkan berbulan-bulan mengkritik soal pandemi tapi pernyataan SBY yang menyatakan pandemi ini sudah maksimal dilakukan pemerintah seakan-akan sudah mengubur semua kritik itu," lanjutnya.

Menurut Adi, walaupun SBY menyampaikan pendapatnya di acara resmi kenegaraan, tidak salahnya mengkritik pemerintah seperti yang dilakukan selama ini oleh Partai Demokrat. Dia menyebut di Hari Kemerdekaan RI informasi pahit juga perlu disampaikan agar memiliki cara untuk mengatasinya.

"Kalau pun toh ingin menampilkan sikap kenegaraan memang SBY harus menunjukkan kepada publik sesuai dengan apa yang sering terjadi di Partai Demokrat, mengkritik segala macam. Di Hari Ulang Tahun Kemerdekaan ini bukan saja optimisme, ya info-info manis yang kita dapat, info pahit juga harus kita siapkan bagaimana cara menghadapinya ya kan," jelasnya.

Lebih lanjut, cara berpolitik Partai Demokrat, kata Adi, serba tanggung. Sebab, Partai Demokrat kadang galak sebagai oposisi, namun pada saat yang sama juga suka memuji pemerintah Jokowi.

"Sejak lama cara berpolitik Demokrat ini serba tanggung ya. Galak sebagai oposisi tapi pada saat bersamaan juga suka memuji apa yang dilakukan pemerintah. Ini yang kemudian membuat repot antara elite dan kader-kader dan aktivis di bawah-bawah kan," kata Adi.

"Apa yang terjadi pada SBY dan elite Demokrat itu menjadi bukti yang cukup konkrit. Satu sisi SBY harus menampakkan dirinya sebagai negarawan, bagaimana pun juga SBY ini adalah mantan Presiden 2 periode, pada saat bersamaan para kader Demokrat tidak bisa menahan diri untuk terus-menerus menyerang pemerintah," lanjutnya.

Adi menilai sejak awal Partai Demokrat sulit memposisikan diri terhadap pemerintah. Sehingga Demokrat sering bermain politik dua kaki.

"Ini yang sejak awal Demokrat kesulitan untuk memposisikan dirinya sebagai oposisi atau pro pemerintah. Makanya tidak mengherankan Demokrat ini selalu bermain memang di dua kaki. Nah itu yang kemudian tampak pada Demokrat," tutur Adi.

Partai Demokrat, menurut Adi, harus menunjukkan identitasnya. Sebab bermain politik 2 kaki dinilai tidak akan menguntungkan partai.

"Kalau Demokrat ingin tampil konsisten ya tampakkan jenis kelaminnya. Jangan bermain politik 2 kaki atau lebih cenderung ke tengah itu tidak menguntungkan di tengah suasana batin masyarakat yang terbelah. Masyarakat kita kan hitam putih, mau pro pemerintah atau anti pemerintah. Kalau minyak-minyak, air-air," tutur Adi.

Ibas-AHY Kritik Pemerintah

Beberapa saat yang lalu Partai Demokrat senantiasa mengkritik penanganan pandemi di RI. Awalnya Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhono (Ibas) yang bersuara.

Ibas berbicara keras soal kemampuan pemerintah menghadapi pandemi. Dia tidak ingin Indonesia menjadi bangsa gagal dalam penanganan pandemi Corona.

"Begini ya, COVID-19 makin `mengganas`. Keluarga kita, sahabat kita, dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar, bahkan meninggal dunia. Sampai kapan bangsa kita akan terus begini?" kata Ibas dalam keterangan tertulis yang dibagikan Kepala Bakomstra PD Herzaky Mahendra Putra, Rabu (7/7).

"Jangan sampai negara kita disebut sebagai `failed nation` atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya," sambung dia.

Ketua Umum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) kemudian mengkritik kondisi ekonomi RI. AHY menilai kondisi ekonomi Indonesia saat ini tidak ideal. Lalu dia mempertanyakan mampukah RI menangani pandemi.

"Idealnya, kita selalu naik kelas. Jangan tinggal kelas, apalagi turun kelas. Masalah gentingnya, bukan di mana status kelas kita saat ini, tapi mampukah negara ini menyelamatkan rakyatnya dari COVID?" kata AHY dalam keterangan tertulis.

SBY kemudian juga berkomentar soal pandemi Corona. SBY berharap Tuhan membimbing pemerintah dan masyarakat melewati ujian ini.

"Tuhan, seraya gigih berikhtiar, kami tetap memohon kemurahan hati-Mu. Selamatkan negeri kami dan kami semua. Bimbinglah pemerintah kami dan juga kami masyarakat Indonesia agar dapat mengatasi pandemi besar ini. Amin," tulis SBY dalam akun Twitter-nya yang bercentang biru seperti dilihat, Rabu (28/7).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar