Polda Sumsel Ancam Jemput Paksa Anak Akidi Tio Jika Tak Kooperatif

Selasa, 17/08/2021 08:34 WIB
Anak Akidi Tio Diduga Terjerat Kasus Penipuan Proyek Istana Negara. (rmol.id).

Anak Akidi Tio Diduga Terjerat Kasus Penipuan Proyek Istana Negara. (rmol.id).

Jakarta, law-justice.co - Kepolisian Daerah Sumatera Selatan (Polda Sumsel) mengaku sudah menyiapkan skema penjemputan paksa bagi anak bungsu Akidi Tio, Heryanty, apabila nanti bersikap tidak kooperatif.

Terlebih lagi, bila kasus dugaan sumbangan fiktif Rp 2 triliun itu sudah naik ke tahap penyidikan.

“Kalau penyidikan sudah dilakukan, Heryanty bisa dijemput paksa. Misal pemanggilan pertama dengan alasan tidak patut dan pemanggilan kedua tidak patut, bisa dipanggil dan dijemput paksa pada pemanggilan ketiga. Dan hingga saat ini rumahnya masih dijaga,” ujar Kabid Humas Polda Sumsel, Kombes Supriadi, kepada awak media, Senin (16/8).

Hingga saat ini aparat Direktorat Reskrimum Polda Sumsel, lanjut Supriadi, masih melakukan gelar perkara.

Sehingga, nasib Heryanty akan segera ditentukan setelah proses ini selesai. Termasuk apakah perkara ini akan dilanjutkan atau tidak.

"Hari ini ada gelar perkara oleh Ditreskrimum Polda Sumsel. Saya belum dapat hasilnya, mungkin masih berlangsung (gelar perkaranya)," tambahnya.

Dijelaskan Supriadi, dalam gelar perkara ini pihaknya juga memasukkan hasil tes psikologi dan kejiwaan beberapa waktu lalu.

"Jadi, apakah akan naik ke sidik atau seperti apa, nanti saya tanya ke Pak Dirkrimum," ujarnya.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang dihimpun, saat ini aparat kepolisian masih berjaga di sekitar rumah Heryanty di Jl Tugu Mulyo No 1916, Kelurahan 20 Ilir D I, Kecamatan IT I, Palembang.

Kasus sumbangan fiktif dari keluarga almarhum Akidi Tio mencuat beberapa pekan ke belakang. Sempat disebut sebagai tersangka oleh Direktur Intelkam Polda Sumsel, Kombes Ratno Kuncoro, status Heryanty itu diralat oleh Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Supriadi.

Aparat kepolisian terus berupaya membuat terang kasus ini dengan memeriksa sejumlah pihak. Termasuk Prof Hardi Darmawan dan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Sumsel, Lesti Nurainy, yang bisa disebut-sebut sebagai makelar yang mempertemukan Heryanty dengan Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar