Eks Instruktur Jamaah Islamiyah Beberkan Faktor Kemenangan Taliban

Selasa, 17/08/2021 07:52 WIB
Eks Instruktur Jamaah Islamiyah Beberkan Faktor Kemenangan Taliban. (Tempo).

Eks Instruktur Jamaah Islamiyah Beberkan Faktor Kemenangan Taliban. (Tempo).

Jakarta, law-justice.co - Kelompok pejuang Taliban berhasil menguasai pemerintahan Afghanistan setelah berhasil menduduki sejumlah kota besar di sana termasuk Ibu Kota Afghanistan, Kabul pada Minggu 15 Agustus 2021.

Kemenangan Taliban dalam waktu cepat cukup mengejutkan karena di luar perkiraan ahli dan para pemimpin dunia.

Mantan kombatan di Moro dan Ambon asal Lamongan, Jawa Timur, Ali Fauzi menganalisis, ada beberapa faktor sehingga Taliban berhasil memenangkan peperangan setelah berjuang selama dua puluh tahun.

“Itu setelah Amerika mengubah status Taliban dari kelompok teroris menjadi separatis,” kata Ali saat seperti melansir viva, 16 Agustus 2021.

Perubahan status dari teroris menjadi separatis itu lanjut mantan instruktur bom Jamaah Islamiyah (JI) Wakalah Jawa Timur itu membuat Taliban makin leluasa memperjuangkan apa yang diharapkannya.

Selain jalur militer, sejak itu Taliban juga membuka ruang diplomasi untuk mendapatkan dukungan dari komunitas internasional.

“Sehingga ketika berubah identitas itu dari teroris ke separatis maka peluang untuk duduk bersama, diskusi, berunding, itu terbuka. Amerika juga [ikut] berunding, negara-negara yang punya kepentingan di situ juga berunding. Jadi, itu diawali karena kebijakan Amerika yang mengubah identitas [Taliban] dari teroris pada separatis,” ujar Fauzi.

Secara militer, tambah pria yang kini mengelola Yayasan Lingkar Perdamaian yakni yayasan deradikalisasi bersama puluhan mantan teroris Indonesia itu, dia melihat Amerika Serikat dan sekutunya tidak total mendukung pemerintah Afghanistan. Kondisi itu menyebabkan dengan mudah Taliban menduduki kota-kota di Afghanistan.

“Ini karena kebutuhan Amerika. Amerika, kan, terseok-seok betul. Ratusan triliun dihabiskan di sana dan ini bagi Amerika adalah perang di sebuah wilayah yang tidak menghasilkan apa-apa. Mereka [Amerika] juga pengin duduk bersama. Karena mereka kan, ada larangan tidak boleh berunding dengan teroris. Untuk menghilangkan [larangan] ini, maka diubahkan [status Taliban] itu,” ujar Fauzi lagi.

Taliban melancarkan serangan dan berhasil menduduki sejumlah kota strategis di Afghanistan hanya kurang dari dua pekan. Pada Minggu kemarin, Taliban bahkan berhasil menduduki Ibu Kota Afghanistan, Kabul, dan menguasai Istana Kepresiden. Saat itu terjadi, Presiden Afghanistan telah kabur ke luar negeri.

Pada Senin ini, Taliban mengumumkan perang telah berakhir dan bersiap menjalankan pemerintahan baru.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar