KIPI Vaksin Moderna Disebut Parah, Ada yang Lemas Hingga Vertigo

Minggu, 15/08/2021 21:30 WIB
Vaksin Moderna (tempo)

Vaksin Moderna (tempo)

Jakarta, law-justice.co - Kementerian Kesehatan mulai memberikan vaksin COVID-19 Moderna kepada masyarakat umum alias non-nakes (tenaga kesehatan) sebagai dosis 1 dan 2.

Sebelumnya, Moderna hanya diberikan sebagai suntikan booster atau dosis ketiga untuk nakes sebagai kelompok paling rentan di tengah pandemi COVID-19.
"Ya, ke masyarakat umum (pemberian vaksin Moderna). Tidak ada kelompok khusus sementara ini," terang juru bicara vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari Detik, Minggu (15/8/2021)

Terkait kabar tersebut, efek samping Moderna kini marak diperbincangkan. Pasalnya menurut testimoni sejumlah nakes yang sudah menerima Moderna, efek samping vaksin ini lebih kuat dibandingkan Sinovac yang mereka terima sebagai dosis 1 dan 2.


Lantas, seperti apa efek samping vaksin Moderna? Benarkah lebih `nampol` dibandingkan vaksin COVID-19 lainnya?

1. Masih dikategorikan ringan


Dalam sebuah wawancara, dr Nadia menyebut efek samping vaksin Moderna yang sejauh ini baru dilaporkan oleh nakes sebagai penerima booster, sejauh ini tergolong ringan.

"Ada (laporan efek samping vaksin Moderna pada nakes), tetapi sifatnya ringan dan dalam 1-3 hari sembuh. Seperti demam, nyeri kepala. Terbanyak pegal dan sakit di tempat penyuntikan," terang dr Nadia.

2. Banyak yang bilang lebih parah 


Galuh Prafita (25), seorang nakes asal Surabaya membagikan kisahnya mengalami sederet efek samping pasca disuntik Moderna. Ia menerima suntikan booster Moderna pada 6 Agustus 2021. Sebelumnya, ia sudah menerima suntikan Sinovac dosis 1 pada 29 Januari 2021 dan dosis 2 pada 12 Februari 2021.

Dalam 30 menit pertama setelah disuntik Moderna, badannya lemas. Setelah 3 jam, kaki kram disertai badan menggigil. 8 jam setelahnya, pusing seperti vertigo disertai mual. 10 jam kemudian, tangan bekas injeksi terasa kaku dan ngilu. Namun 2 hari setelahnya, Galuh kembali sehat dan bisa kembali beraktivitas.

"Kalau Sinovac, aku efeknya hanya pusing ringan level 1-2 (dari 10). Sumer badan mungkin 36,5 dan jarem di bekas vaksin hanya rendah tingkatan sakitnya. Beda banget sama Moderna. Mungkin karena Moderna (efikasinya) 94%. Jadi efeknya berasa" ujar Galuh pada detikcom, Sabtu (14/8/2021).

Sebenarnya, apa saja efek samping vaksin Moderna menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)? Selengkapnya di halaman berikut.

3. Berdasarkan kajian BPOM


Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan izin penggunaan darurat (EUA) vaksin Moderna, Jumat (2/7/2021). Dalam kesempatan tersebut, kepala BPOM Penny K Lukito menyebut, efek samping Moderna masih ditoleransi dengan tingkat keparahan pada grade 1 dan 2.


"Berdasarkan hasil pengkajian BPOM bersama tim ahli komite penilai vaksin COVID-19 dan ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization) menunjukan bahwa secara umum keamanan vaksin dapat ditoleransi dengan baik reaksi lokal maupun sistemik dengan tingkat keparahan grade 1 dan 2," ujarnya.

Penny memaparkan, kejadian paling sering muncul berdasarkan pengkajian efek samping vaksin Moderna mencakup:

  • Nyeri di tempat suntikan
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot dan sendi

"Untuk data efikasi berdasarkan data uji klinik fase 3 menunjukan adanya 94,1 persen pada usia 18-65 tahun dan 86,4 persen pada usia di atas 65 tahun," beber Penny.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar