Jasad Pasien Covid Kepalanya Berlubang & Lebam, RS Adam Malik Diprotes

Senin, 09/08/2021 21:55 WIB
Ilustrasi jenazah (Foto:kicknewstoday)

Ilustrasi jenazah (Foto:kicknewstoday)

Medan, Sumatera Utara, law-justice.co - RSUP Adam Malik Medan diprotes keluarga jenazah pasien COVID-19. Musababnya wajah jenazah perempuan bernama Nurmala Tambun (48) tampak lebam. Selain itu bagian kepalanya juga tampak berlubang.


Kerabat dekat yang juga keponakan Nurmala, Eben mengatakan atas kejadian tersebut keluarga telah melaporkan RSUP Adam Malik ke Polrestabes Medan, Minggu (8/8/2021). “Semalam kami melaporkannya, harapan kita ke depannya mudah-mudahan pihak kepolisian menindaklanjutinya,” ujar Eben dikutip dari Kumparan, Senin (9/8/2021)

Eben menceritakan, bibinya itu awalnya menderita kanker payudara stadium 4 dan dirawat di RSUP Adam Malik, pada 27 Juli. Lalu setelah diswab, hasilnya positif corona.


Kemudian pihak rumah sakit juga menyarankan Nurmala dirawat di rumah sakit untuk dikemoterapi hingga delapan kali. “(Kata dokter) apabila sudah mengikuti kemoterapi 8 kali baru bisa operasi. Ternyata baru mengikuti kemoterapi 6 kali, bibi saya sudah lemas,” ujar Eben.


Setelah itu, kata Eben, bibinya meninggal pada Sabtu (7/8). Keluarganya pun datang ke rumah sakit untuk melihat jenazah Nurmala. Namun tidak diizinkan rumah sakit, karena statusnya masih positif corona.

“Kami lalu minta kepada pihak rumah sakit supaya difotokan, setelah difotokan kami lihat wajahnya itu banyak luka lebam, mata mengeluarkan darah, lidah itu keluar tergigit,” ujar Eben.


Dari wajah bibinya itu, kata Eben, pihak keluarga merasa janggal. Mereka langsung meminta proses pemakaman dihentikan. “Kami mempertanyakan siapa pihak dokter penanggung jawab pasien itu. Apa yang terjadi dan kenapa bisa seperti itu. Kami tunggu dan bolak balik cuma dikasih harapan, dijanjikan dokternya, katanya lagi di jalan dan lagi dihubungi,” ujarnya.


Sampai akhirnya, kata Eben, pada Minggu (8/8/2021) terjadi pertemuan dengan pihak rumah sakit. Dari hasil pertemuan itu, keluarga tidak terpuaskan dengan jawaban rumah sakit. “Hasilnya kita pihak keluarga nggak puas dengan jawaban orang itu. Kenapa itu terjadi luka lubang di mata samping kanan. jawaban dokternya mungkin pasien sering tidur miring ke bagian kanan, itu aja,” ujarnya.


“Jadi kita semakin janggal mendengar jawaban itu, makanya kami buat pengaduan ke Polrestabes Medan,” tutup Eben.


Dikonfirmasi terpisah, Direktur Utama RSUP Adam Malik Medan, Zainal Safri mengatakan Nurmala merupakan pasien yang sudah rutin berobat di RSUP Adam Malik. “Kasusnya itu kanker stadium 4 payudara. Kanker itu cuma 4 stadiumnya. Artinya apa, Itu sudah paling akhir dan sudah beberapa metastasis dan dipastikan metastasis ke bola mata,” ujar Zainal kepada wartawan di RSUP Adam Malik, Senin (9/8/2021).


Metastasis adalah penyebaran sel kanker dari satu organ atau jaringan tubuh ke organ atau jaringan tubuh lainnya.


Kemudian, kata Zainal, dilakukan beberapa kali kemoterapi. Namun saat dilakukan kemoterapi ke 6 kalinya, Nurmala lemas dan sesak napas. Selain itu hasil PCR pasien tersebut juga positif corona. “Pasien ini, setelah di-PCR positif COVID,”ujar Zainal.


Setelah beberapa hari dilakukan perawatan pasien tersebut meninggal. Tapi Zainal menyayangkan adanya anggapan organ tubuh Nurmala diambil setelah meninggal.
“Kalau meninggal sudah diobati di ICU. Itu tempatnya ICU, jangan ada pikiran kita ini bola mata diculik, sampai mana diculik, untuk apa bola mata? Kita rumah sakit melayani, kan nggak mungkin menganiaya pasien sih, tak mungkin nggak masuk akal itu,” ujar Zainal.


Kemudian kata Zainal karena menderita kanker, bola mata Nurmala mengalami hipoalbumin. Hipoalbumin adalah kurangnya kadar albumin dalam darah. Biasanya ini terjadi pada orang yang terserang penyakit berat.


Sedangkan kadar albumin adalah protein yang diproduksi oleh hati dan tersebar di dalam darah manusia. “Orang kanker itu hipoalbumin di dalam darah rendah, itu dipastikan Jumat (6/8) diperiksa rendah, itu membuat orang bengkak. Jadi tidak ada yang mukul beliau, nggak ada. Kemudian orang sakit berat, kadang tidurnya agak lebih ke sebelah(belakangnya) jadi agak lecet,” ujar jar Zainal.


“Pernah lihat orang lecet di belakangnya ? Karena sudah tidur terlalu lama. Jadi kita sudah rawat 7 hari,”ujarnya

Terkait laporan ke pihak polisi, Zainal mengaku pihaknya telah memberikan klarifikasi.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar