64 Juta Orang RI Utang ke Pinjol, Per Bulan Lebih dari Rp.12 Triliun

Jum'at, 06/08/2021 22:20 WIB
Ilustrasi aplikasi pinjaman online (Pikiran Rakyat)

Ilustrasi aplikasi pinjaman online (Pikiran Rakyat)

Jakarta, law-justice.co - Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam Lumban Tobing menyatakan sejauh ini ada 121 pinjaman online legal yang ada di Indonesia. Ratusan penyedia jasa pinjol ini telah menyalurkan pinjaman mencapai Rp 200 triliun lebih.


Tongam mengatakan sejauh ini sudah ada 64,8 juta orang Indonesia yang meminjam uang ke pinjol, total dana pinjaman yang berhasil disalurkan senilai Rp 221,56 triliun.

"Sejauh ini sudah ada 121 fintech lending atau pinjaman online yang terdaftar. Sudah layani peminjam 64,8 juta nasabah dengan dana yang disalurkan mencapai Rp 221,56 triliun," ungkap Tongam dalam talkshow Trijaya FM, Jumat (6/8/2021).


Dia mengatakan dari data yang ada membuktikan eksistensi pinjol masih dibutuhkan masyarakat Indonesia. Pinjol menurutnya dapat memberikan pinjaman yang tak bisa dilayani sektor keuangan formal.

"Dari data yang ada, keberadaan pinjaman online memang dibutuhkan masyarakat sebetulnya. Hal ini untuk melayani pendanaan yang tak bisa dilayani sektor keuangan formal. Kami apresiasi kehadirannya, yang legal ya tentunya," ungkap Tongam.

Di sisi lain, Ketua Klaster Multiguna Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Rina Apriana memaparkan sejak bulan Januari sampai April, penyedia pinjol telah mencairkan Rp 12 triliun pinjaman per bulan.

"Target kita di 2021 itu sekitar Rp 80-100 triliun amount finance fintech lending dengan 121 platform," ungkap Rina dalam acara yang sama.


Menurutnya, di awal pandemi menyerang medio 2020 lalu sektor pinjol juga mengalami kontraksi. Masyarakat tak banyak yang mau meminjam uang. Meski begitu, di akhir tahun permintaan pinjaman mulai mengalami kenaikan.

"Kami lihat baru sejak Oktober-November sudah kembali ke level sebelumnya, di tahun ini pun sudah kembali ke level normal. Kalau di 2020 itu berhasil salurkan Rp 73 triliun," kata Rina.


Menurut Rina, sejauh ini penyebaran nasabah pinjol masih kebanyakan berada di kota besar. Konsentrasi pengguna pinjol masih berada di sekitar Pulau Jawa.

"Kembali ke nature-nya ya. Kan ini digital, secara infrastruktur, edukasi, dan tech savy, memang masih banyak menyebar di kota besar. Konsentrasi di Jawa, tapi di luar Jawa juga sudah mulai, hanya kota besar tapi," ungkap Rina.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar