Protes Minta UKT Turun, Mahasiswa IAIN Madura Bakar Fasilitas Kampus

Jum'at, 30/07/2021 19:25 WIB
Mahasiswa IAIN Madura bakar fasilitas kampus (Penanews)

Mahasiswa IAIN Madura bakar fasilitas kampus (Penanews)

Madura, Jawa Timur, law-justice.co - Sejumlah fasilitas kampus di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura, Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur, dirusak mahasiswa, Jumat (30/7). Perusakan dilakukan usai dua kali gelar demo, para mahasiswa tak tidak ditemui rektorat.


Aksi anarkistis terekam dalam video amatir yang menyebar luas di jagat media sosial. Fasilitas yang rusak di antaranya pos satpam yang dibakar, kaca gedung pecah, dan sisa-sisa bakaran ban di sejumlah fakultas.

Aksi ini dilakukan oleh Dewan Mahasiswa Kampus dengan sejumlah organisasi mahasiswa. Mereka menuntut agar uang kuliah tunggal (UKT) untuk diturunkan.

Koordinator aksi, Syaiful Bahri mengatakan alasan sejumlah fasilitas dirusak dan dibakar, karena ada beberapa faktor. Salah satunya, kampus dalam hal ini rektorat sudah dinilai tidak kooperatif dalam melayani aksi demo.

Sebab ada beberapa oknum rektorat justru melakukan ulah dengan cara mengancam dan mengintimidasi peserta demo. Ancamannya akan mencabut beasiswa dan tidak akan meluluskan mata kuliah bagi mahasiswa yang turun ikut demo.

"Ancaman itu hingga sampai kepada orang tua. Ini miris karena sampai melakukan tindakan ancaman dan intimidasi," kata Syaiful Bahri, Jumat (30/7/2021).

Mahasiswa yang menjabat Dema Kampus itu mengatakan dua kali aksi sebelumnya tidak ditanggapi, yakni pada tanggal 22 Juli dan 29 Juli. Di aksi terakhir ini, kata dia, sejumlah mahasiswa rela bertahan hingga menduduki kampus untuk mendapatkan respons dan tanggapan rektorat.

Alasan UKT minta diturunkan, kata dia, disebabkan karena ada kebijakan kampus yang dinilai tidak mempertimbangkan aspek ekonomi mahasiswa. Terlebih di masa kini tidak sedikit masyarakat yang tercekik ekonomi akibat pandemi covid.

"Kami hanya ingin meminta rektorat agar memberi keringanan UKT selama pandemi Covid-19," ungkap Syaiful.

Sementara itu, Rektor IAIN Madura Mohammad Kosim menegaskan penurunan uang UKT dinilai sudah cukup tinggi bila dibandingkan dengan kampus lain di Indonesia, yakni sudah mencapai 20 persen sampai 25 persen. Akan tetapi, ia heran mahasiswa masih kembali menuntut minta penurunan.

"Saya tidak menemui mereka, karena sakit. Saya sudah tugaskan wakil rektor untuk menemui, tapi mereka malah yang menolaknya," kata Kosim.

Saat ini Kosim baru menemui peserta demo setelah ditelepon polisi. Menurutnya ada tujuh tuntutan yang disampaikan mahasiswa. Semuanya dijawab, kecuali persoalan UKT.

Kosim mengaku menyesal dengan tindakan anarkistis hingga merusak sejumlah fasilitas kampus. Diakui atau tidak, kata Kosim, video amatir yang menyebar tersebut sudah menyebar ke seluruh nusantara. Hal tersebut secara tidak langsung sudah merusak citra Madura.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar