Sri Mulyani Ungkap Biaya Penanganan Covid-19 Berskala Dunia

Selasa, 27/07/2021 14:02 WIB
Menkeu Sri Mulyani ungkap besaran biaya untuk tangani Covid-19 skala dunia (Doc. Kemenkeu)

Menkeu Sri Mulyani ungkap besaran biaya untuk tangani Covid-19 skala dunia (Doc. Kemenkeu)

Jakarta, law-justice.co - Pandemi Covid-19 belum juga ada tanda-anda untuk menurun apalagi menghilang. Di sisi lain, dunia sudah mengeluarkan dana yang begitu besar untuk menanganinya.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, hingga saat ini pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan bagi seluruh negara di dunia. Dampak dari virus ini begitu terasa di semua aspek dan sektor kehidupan manusia di dunia.

Untuk menghadapi dampak dari pandemi ini, dunia bahkan sudah mengalokasikan anggaran begitu besar yakni lebih dari US$ 11 triliun atau Rp 159.500 triliun (kurs Rp 14.500/US$).

"Untuk menghadapi pandemi hebat ini dunia, seluruh negara bahkan sudah mengalokasikan bahkan lebih dari 11 triliun dolar. Seluruh negara menggunakan resource nya untuk melindungi rakyatnya dari Covid-19," ujarnya dalam ESG Capital Market Summit, Selasa (27/7/2021).

Anggaran besar ini dikeluarkan oleh seluruh negara di dunia karena pandemi Covid-19 menekan seluruh aspek baik sosial, ekonomi, kesehatan yang bahkan mengancam jiwa. Tekanan yang begitu besar ini harus dimitigasi dengan biaya yang tidak cukup hanya sedikit.

"Kebijakan fiskal, moneter, regulasi seperti di OJK semuanya dilakukan untuk bisa pertama menghadapi ancaman itu untuk melindungi masyarakat dan dunia usaha dan perekonomian agar tetap bisa bertahan dan agar seluruh policy regulasi instrumen sumber daya dipake tidak hanya masyarakat bisa bertahan dan dunia usaha bertahan namun juga bisa pulih kembali," jelasnya.

Besarnya anggaran penanganan dampak pandemi Covid-19 ini juga tercermin dari defisit fiskal yang meningkat di seluruh negara di dunia. Indonesia sendiri harus mengubah kebijakannya agar defisit anggaran bisa dilebarkan dari yang selama ini ditetapkan dalam UU Keuangan Negara.

"US$ 11 triliun sudah dibelanjakan di seluruh dunia dalam bentuk fiskal defisit yang melebar, dalam bentuk monetary easing yang semuanya adalah tujuannya untuk bisa menghadapi pandemi Covid-19," kata dia.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar