Viral Petani Bunga Hancurkan Tanamannya Gegara PPKM Diperpanjang Lagi

Senin, 26/07/2021 20:40 WIB
Viral Petani bunga buang tanaman akibat PPKM terus diperpanjang (Tribun)

Viral Petani bunga buang tanaman akibat PPKM terus diperpanjang (Tribun)

Jakarta, law-justice.co - Sebuah video berisi para petani bunga viral di TikTok. Dalam video yang diunggah akun Mitra Flower, memperlihatkan kekecewaan mereka yang orderannya sepi gara-gara PPKM Darurat.


Akun tersebut juga menuliskan caption PPKM adalah Para Petani bunga Kembali Menangis lantaran di masa PPKM Darurat (yang sekarang disebut PPKM Level 4), banyak pesanan bunga dibatalkan. Mereka pun terpaksa melebur bunga hasil panen menjadi pupuk dan pakan ternak sapi.


"Kami berharap PPKM Darurat tidak diperpanjang lagi," tulis akun Mitra Flower, dikutip, Senin (26/7/2021).


Mitra Flower pun menjelaskan para petani bunga yang viral dalam video tersebut terjadi di Batu, Malang. Petani harus gigit jari karena orderan bunga dari kebun mereka banyak yang tidak terjual.


Mitra Flower merupakan usaha jasa dekorasi pernikahan di Surabaya, Jawa Timur, yang banyak menggunakan bunga dari Batu. "Itu para petani bunga langganan kita di Batu. Videonya baru-baru ini, dua mingguan lalu karena prediksinya orderan ramai, tapi malah ada PPKM Darurat," kata Owner Mitra Flower Sumitro, dikutip dari Kumparan, Senin (26/7/2021).


Sumitro yang juga Ketua Asosiasi Pengusaha Jasa Dekorasi Indonesia (Aspedi) Jatim mengatakan bunga-bunga yang ada di video tersebut dalam masa siap panen karena biasanya ada banyak resepsi pernikahan mulai pertengahan Juli hingga pertengahan Agustus berdasarkan bulan Jawa.

Namun, sambung Sumitro, para petani dan juga dirinya tidak memprediksi ada virus COVID-19 varian delta yang membuat pemerintah menerapkan PPKM Darurat. Akhirnya jenis bunga yang biasa dipanen seperti aster dan krisan dihancurkan petani. "Kenapa dihancurkan? Untuk dijadikan pupuk lagi yang sebenarnya sayang banget karena bahannya (biaya produksi bunga) mahal. Cuma daripada enggak jadi apa-apa, mendingan buat jadi pupuk dan ternak sapi," lanjutnya.


Dia juga mengungkapkan, di masa normal, umumnya Mitra Flower mendapatkan orderan jasa dekorasi pernikahan 40-45 resepsi dalam satu bulan. Namun, di masa PPKM Darurat ini hanya 5 persen saja dari biasanya. Kalaupun ada orderan jasa bunga duka dan akad, jumlahnya terlalu sedikit. "Kalau mau lihat puncaknya bunga-bunga hasil panen rusak itu minggu depan sampai 8 Agustus itu lagi banyak-banyaknya, sudah waktunya panen. Jadi saat ini semakin tidak ada harapan bagi para petani bunga," kata Sumitro.

Selain para petani, para pekerja freelance juga terdampak. Sumitro yang biasanya tiap bulan melayani banyak orderan dekorasi resepsi pernikahan, kini sepi yang artinya para pekerja lepas untuk dekorasi pun tidak dipakai.


Di Mitra Flower, pekerja tetap yang rutin dibayar tiap bulan olehnya sekitar 10-12 orang. Meski lagi susah, dia memutuskan tidak merumahkan pekerja tetapnya karena merupakan pegawai inti.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar