Ini Penyebab 1.214 Pasien Covid Isoman Meninggal di DKI Jakarta

Sabtu, 24/07/2021 07:58 WIB
Seorang warga beraktivitas saat menjalani isolasi mandiri.  (Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Seorang warga beraktivitas saat menjalani isolasi mandiri. (Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

Jakarta, law-justice.co - Ribuan pasien Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di DKI Jakarta meninggal dunia. Menurut Kepala Dinas Kesehatan DKI Widyastuti ada 1.214 orang di Ibu Kota meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri.

Data itu sebelumnya disampaikan LaporCovid-19, platform sesama warga untuk berbagi informasi terkait virus corona. Menurut Widyastuti, ada sejumlah penyebab yang membuat tingkat kematian saat isoman di Jakarta cukup tinggi.

"Jadi penyebabnya jelas-jelas ada infeksi Covid. Kedua, saat ini dengan adanya varian baru memang on set, mulai gejala sampai perburukan lebih cepat dibandingkan sebelum-sebelumnya," kata Widyastuti seperti dilansir dari cnnindonesia, Jumat (23/7/2021).

Namun begitu, menurut Widyastuti, hal tersebut tentu perlu pendalaman yang lebih komprehensif. Ia mengaku bakal melakukan studi kasus lebih lanjut dengan temuan tersebut.

Kemudian penyebab lainnya, kata dia, yakni kondisi komorbid dari warga yang menjalani isolasi mandiri. Oleh sebab itu, menurut Widyastuti, Pemprov DKI sejak awal sudah memberikan paket obat-obatan. Paket obat-obatan itu, kata dia, juga bukan hanya vitamin, melainkan termasuk antivirus.

"Untuk mengatasi, menurunkan angka kematian tadi, kita berikan tadi paket obat, tidak hanya vitamin, tapi dari awal diintervensi dengan pemberian antivirus dalam paket obat tersebut," ujarnya.

Selain itu, Widyastuti mengatakan Pemprov DKI bakal memperkuat pengawasan terhadap pasien-pasien Covid-19 yang menjalani isolasi, baik itu isolasi mandiri, isolasi terkendali, maupun pasien yang berada di RS.

Untuk pengawasan warga yang isoman, Pemprov DKI mengklaim telah menyiapkan tim di tingkat puskesmas yang dapat memberikan layanan kepada warga.

"Untuk isolasi mandiri, kita siapkan ada tim di tingkat puskesmas yang memberikan layanan langsung kepada warga bersama satgas tingkat RT/RW," tuturnya.

Kemudian, menurut Widyastuti, pengawasan warga yang isoman ini juga dibantu oleh Kementerian Kesehatan lewat skema telemedisin. Namun, menurut dia, skema ini juga membutuhkan tenaga kesehatan di lapangan untuk membantu warga.

"Karena tidak semua warga DKI bisa mengakses melalui telemedisin dengan heterogennya warga. Memang ada yang biasa berkomunikasi menggunakan digital, tapi juga ada yang belum terlalu memanfaatkan skema digital tadi," ujar Widya.

"Sehingga pengawasan langsung oleh teman-teman puskesmas masih kita perlukan," imbuhnya.

Sebelumnya, LaporCovid-19 mencatat 1.214 orang di Jakarta meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri setelah terpapar virus corona. Data tersebut merupakan hasil rekap LaporCovid dari 8 Juni hingga Jumat (23/7).

Data itu mereka kumpulkan dari berbagai sumber, baik dari rekap LaporCovid-19, dari CISDI, maupun hasil rekapitulasi data Dinas Kesehatan DKI Jakarta.

Data Analyst LaporCovid-19, Said Fariz Hibban sebelumnya mengatakan, jumlah tersebut tidak menunjukkan data asli saat ini. Sebab, tidak semua orang melaporkannya ke LaporCovid-19, media sosial, atau diberitakan media massa.

"Bukan berarti ini angka yang sebenarnya, tentu akan ada banyak lagi yang belum kami temukan mungkin di provinsi lain," kata Said.

"Kami mengkhawatirkan, hal ini merupakan fenomena puncak gunung es dan harus segera diantisipasi untuk mencegah semakin banyaknya korban jiwa di luar fasilitas kesehatan," ujar dia menambahkan.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar