Dollar Tekan Mata Uang Negara Kuat, Rupiah Ikut Tertekan ke Rp 14.491

Jum'at, 23/07/2021 18:55 WIB
Rupiah menguat nomor 1 di Asia Pekan ini

Rupiah menguat nomor 1 di Asia Pekan ini

Jakarta, law-justice.co - Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.491 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Jumat (23/7) sore. Posisi tersebut melemah 0,07 persen dibandingkan perdagangan Kamis (22/7/2021) sore kemarin di level Rp14.482 per dolar AS.


Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.501 per dolar AS, atau menguat tipis dibandingkan posisi sebelumnya yakni Rp14.508 per dolar AS.

Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Kondisi ini ditunjukkan oleh yen Jepang turun 0,31 persen, dolar Taiwan melemah 0,10 persen, won Korea Selatan turun 0,05 persen, dan peso Filipina melemah 0,36 persen.

Selanjutnya, yuan China turun 0,05 persen, ringgit Malaysia koreksi 0,09 persen, dan bath Thailand berkurang 0,05 persen. Namun, rupee India dan dolar Singapura berhasil menguat masing-masing 0,06 persen dan 0,01 persen.

Serupa, mata uang di negara maju kompak melemah terhadap dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris turun 0,26 persen, dolar Australia berkurang 0,14 persen, dolar Kanada turun 0,05 persen, dan franc Swiss koreksi 0,07 persen.

Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan koreksi rupiah sore ini dipicu oleh kenaikan kasus covid-19 meskipun sudah dilakukan PPKM darurat dan PPKM Level 4.

"Kemungkinan masih karena kekhawatiran pasar terhadap kenaikan kasus covid-19 terutama di Indonesia yang masih tinggi," ujarnya kepada CNNIndonesia.com.

Selain itu, pelemahan rupiah dipicu penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh Bank Indonesia (BI) sepanjang tahun ini menjadi 3,5 persen-4,3 persen dengan titik tengah 3,9 persen. Angkanya turun dari proyeksi sebelumnya, yakni 4,1 persen-5,1 persen.

"Penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia oleh BI juga memberikan tekanan untuk rupiah," imbuhnya.

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar