Ketika Seribu Lebih Nakes Gugur di Tengah Pandemi

Rabu, 21/07/2021 09:06 WIB
Tenaga kesehatan membawa lilin saat akan memberi penghormatan terakhir pada jenazah rekannya Liza Putri Noviana di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (24/6/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa

Tenaga kesehatan membawa lilin saat akan memberi penghormatan terakhir pada jenazah rekannya Liza Putri Noviana di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (24/6/2021). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/rwa

Jakarta, law-justice.co - Sambil menangis, sejumlah tenaga kesehatan (nakes) membawa lilin saat memberi penghormatan terakhir pada jenazah rekannya Liza Putri Noviana di Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta, Kamis (24/6/2021). Liza merupakan nakes pertama di RSDC yang meninggal dunia karena terpapar Covid-19 .

Liza bukan satu-satunya nakes yang gugur di tengah penanganan Covid-19 di Tanah Air. Hampir satu setengah tahun pandemi Covid-19 melanda Indonesia, banyak nakes yang merupakan garda depan pandemi , berguguran.

Berdasarkan data Lapor Covid-19, sebanyak 1.439 tenaga kesehatan di Indonesia meninggal dunia akibat virus corona hingga Senin, 19 Juli 2021.

Mayoritas tenaga kesehatan yang meninggal karena virus mematikan tersebut adalah dokter, yakni 545 orang. Sebanyak 445 perawat juga tercatat meninggal akibat Covid-19. Kemudian, ada 226 bidan yang meninggal karena terpapar virus tersebut.

Ketua Pelaksana Harian Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Dr Mahesa Paranadipa mengatakan, soal angka nakes yang gugur berdasarkan wilayah, Jawa Timur menempati posisi tertinggi dengan total 110 orang.

Kemudian, DKI Jakarta 83 orang, Jawa Tengah 81 orang, Jawa Barat 76 orang, dan Sumatera Utara 38 orang. Data tersebut hingga Sabtu, 17 Juli 2021.

Menurut Ketua IDI Jawa Timur Sutrisno, dua daerah di Jawa Timur masuk zona merah atau daerah dengan risiko tinggi penularan COVID-19 yakni Trenggalek dan Madiun.

Sementara, tiga daerah masuk zona kuning atau daerah dengan risiko rendah penularan Covid-19 yakni Kabupaten Mojokerto, Sampang, dan Pamekasan.

Adapun 34 daerah lainnya masuk zona oranye atau daerah dengan risiko sedang penularan Covid-19, yakni Kediri, Kota Mojokerto, Kota Surabaya, Pacitan, Malang, Kota Kediri, Jember, Bondowoso, Situbondo, Probolinggo, Pasuruan, Sidoarjo, Jombang, Gresik, Bangkalan, Sampang, Pamekasan, Sumenep, Kota Probolinggo, dan Kota Pasuruan.

Selanjutnya Banyuwangi, Tulungagung, Bojonegoro, Tuban, Kota Malang, Lumajang, Lamongan, Nganjuk, Ngawi, Kota Batu, Kota Madiun, Ponorogo, Magetan, Kota Blitar, dan Kabupaten Blitar.

Mengomentari banyaknya nakes yang gugur di tengah pandemi, Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (Unpad) Bandung Kusnandi Rusmil menyarankan sejumlah hal yang perlu dilakukan oleh pemerintah.

Di antaranya, melakukan kerja sama dengan fakultas kedokteran di berbagai universitas dan juga sekolah-sekolah nakes untuk memenuhi kebutuhan nakes di berbagai fasilitas kesehatan (faskes).

"Kerja sama dengan Fakultas-Fakultas Kedokteran baik yang negeri, maupun swasta, di sana banyak tenaga dokternya, calon-calon dokter tingkat-tingkat akhir juga diminta bantuan. Dan kerja sama dengan sekolah-sekolah bidan dan sekolah perawat, poltekes-poltekes," kata Kusnandi saat dihubungi, Selasa (20/7/2021).

Namun, kata Kusnandi, langkah preventif juga tak kalah penting dan harus digencarkan, dengan segera mewujudkan kekebalan nasional terhadap Covid-19, dan segera menyelesaikan target vaksinasi nasional.

Menurutnya, pemerintah perlu mempercepat vaksinasi, dengan memperbanyak titik-titik vaksinasi di berbagai daerah, memanfaatkan kantor-kantor pemerintahan dan juga kantor swasta.

"Mengadakan vaksinasi di kantor-kantor pemerintah, swasta, TNI/Polri, sehingga cakupan vaksinasi cepat tercapai," usulnya.

Selain itu, dia juga menyambut baik upaya Menteri Kesehatan (Menkes) yang berupaya komunikasi dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) agar para calon nakes bisa segera terjun ke lapangan, membantu penanganan Covid-19.

"Semua pengabdian masyarakat di Kemendikbud itu masuk kredit akademik," ujar Kusnandi.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar