Tambah 5.100, Penduduk Miskin di DKI Jakarta Jadi 501,92 Ribu Orang

Kamis, 15/07/2021 20:59 WIB
Ilustrasi penduduk miskin di DKI Jakarta naik (fokusjabar.co.id)

Ilustrasi penduduk miskin di DKI Jakarta naik (fokusjabar.co.id)

Jakarta, law-justice.co - Jumlah penduduk miskin di DKI Jakarta bertambah 5.100 orang per Maret 2021. Sehingga berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta, penduduk miskin di ibu kota mencapai 501,92 ribu. Angka itu naik dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin pada September 2020 yakni 496,84 ribu orang.

Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga mengatakan tingkat kemiskinan DKI Jakarta mencapai 4,72 persen dari total penduduk ibu kota. Angka itu naik 0,03 persen dibandingkan tingkat kemiskinan pada September 2020 yakni 4,69 persen.

"Untuk posisi Maret 2021 ini kemiskinan di DKI Jakarta sedikit meningkat dari 4,69 persen menjadi 4,72 persen, sehingga terjadi kenaikan kurang lebih 0,03 persen dibandingkan tahun lalu," ujar Buyung dalam konferensi pers Rilis Data Kemiskinan DKI Jakarta Maret 2021, Kamis (15/7/2021).

Namun, ia menuturkan kenaikan itu melambat dibandingkan pertumbuhan jumlah penduduk miskin pada Maret ke September 2020 yakni 0,19 persen.

Menurutnya, perlambatan pertumbuhan penduduk miskin di ibu kota disebabkan berkurangnya tingkat pengangguran terbuka (TPT) di ibu kota menjadi 8,51 persen pada Februari 2021, karena ada serapan tenaga kerja baru sebanyak 250 ribu orang.

"Ini yang menurut hemat kami, memang tadi dalam data serapan tenaga kerja ada kenaikan serapan tenaga kerja 250 ribu pada Februari 2021, barangkali ini sebagian yang menahan kecepatan laju kemiskinan di DKI Jakarta," ujarnya.

Selain itu, bantuan sosial yang digelontorkan pemerintah pusat dan daerah dalam menanggulangi covid-19 juga turut membantu menahan kenaikan kemiskinan.

Selanjutnya, garis kemiskinan DKI Jakarta tercatat sebesar Rp697.638 per kapita per bulan, atau naik sebesar 2,09 persen dibandingkan September 2020. Sedangkan, secara tahunan naik 2,53 persen dibandingkan Maret 2020 lalu.

Komposisi garis kemiskinan makanan sebesar Rp479.332 (68,71 persen) dan garis kemiskinan bukan makanan sebesar Rp218.306 (31,29 persen). Dengan demikian, garis kemiskinan makanan masih mendominasi garis kemiskinan di Jakarta.

Komoditi makanan yang memberikan sumbangan terbesar pada garis kemiskinan penduduk DKI Jakarta adalah beras (14,17 persen). Sumbangan terbesar kedua adalah rokok kretek filter (11,27 persen), daging ayam ras (6,23 persen), telur ayam ras (4,77 persen), dan mie instan (2,82 persen).

Sementara itu, komoditi bukan makanan yang memberikan sumbangan terbesar adalah perumahan, listrik, bensin, pendidikan, dan perlengkapan mandi.

BPS DKI Jakarta mencatat rata-rata pengeluaran rumah tangga turun dari Rp2,32 juta pada September 2020 menjadi Rp2,15 juta pada Maret 2021.

Dalam kesempatan itu, ia merincikan status penduduk di DKI Jakarta. Meliputi, 0,99 persen sangat miskin, 3,73 persen miskin, 6,65 persen hampir miskin, 16,68 persen rentan miskin lain. Sedangkan, mayoritas penduduk DKI Jakarta atau 71,94 persen tidak miskin.

"Rentan miskin artinya dia dekat sekali dengan garis kemiskinan, sedikit saja garis kemiskinan gerak naik mungkin dia jatuh ke jurang kemiskinan," katanya.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar