Siaga Covid, Pemerintah dan PLN Harus Tingkatkan Keandalan Listrik

Kamis, 08/07/2021 15:39 WIB
Ilustrasi pemasangan listrik oleh PLN. (Foto: Antara).

Ilustrasi pemasangan listrik oleh PLN. (Foto: Antara).

law-justice.co - Anggota Komisi Energi DPR RI Mulyanto meminta PLN bersiaga dalam menghadapi peningkatan kasus Covid-19. Ia mengatakan kebutuhan terhadap listrik akan sangat tinggi bagi sejumlah instansi kesehatan yang tengah menanggulangi pandemi.

"Sudah sepatutnya PLN menjaga ketersediaan listrik secara andal agar proses penanggulangan tersebut dapat berjalan dengan baik," kata Mulyanto kepada Law-Justice, Kamis, (8/7/2021).

Peningkatan kasus positif Covid-19 belakangan cenderung melebihi angka 20.0000 sehari dengan korban meninggal menembus angka 1.000 orang per hari.

Mulyanto meminta PLN perlu memikirkan cara agar layanan listrik ke rumah sakit rujukan Covid-19 terpenuhi dengan baik. Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini juga mengatakan dukungan listrik PLN juga sangat dibutuhkan bagi produsen gas oksigen untuk keperluan medis.

Bila terjadi gangguan terhadap listrik PLN maka secara langsung sistem produksi gas oksigen juga akan terganggu.

Di Indonesia ada 6 industri utama penghasil gas oksigen nasional yakni, Samator Group, LINDE Indonesia, Petrokimia Gresik, Air Products Indonesia, Air Liquide Indonesia, dan Iwatani Industrial Gas Indonesia, yang pabriknya tersebar dari Banten sampai Surabaya, dimana total gas oksigen yang dihasilkan sebesar 640 juta ton per tahun dengan kapasitas industri 74 persen.

Mengingat kebutuhan gas oksigen yang meningkat, kapasitas produksi ini akan dimaksimalkan sehingga menghasilkan tambahan sekitar 225 juta ton per tahun. Belum lagi adanya rencana pengembangan pabrik baru produsen gas okisgen.

"Karena itu keandalan listrik PLN untuk menunjang produktivitas industri gas oksigen tersebut menjadi mutlak di tengah kasus kelangkaan gas oksigen akhir-akhir ini," kata Mulyanto.

Dari sisi suplai daya, Mulyanto menilai tidak ada yang dikhawatirkan dengan listrik PLN, karena untuk wilayah Jawa-Bali penyediaan daya listrik PLN sudah surplus lebih dari 30 persen.

"Yang kita khawatirkan justru adalah aspek keandalannya," ujarnya.

Data Ditjen Ketengalistrikan Kementerian ESDM menunjukkan, angka ketidakandalan listrik PLN secara rata-rata nasional, baik lama maupun ferkuensi mati listrik, sebesar 13 jam per pelanggan per tahun dan 9.5 kali per pelanggan per tahun.

Angka tersebut masih tinggi bila dibandingkan dengan Sabah, Malaysia, yang lama mati listriknya hanya selama 189 menit per pelanggan per tahun. Atau Singapura, yang durasi gangguan listriknya hanya 5 menit per pelanggan per tahun.

PLN perlu kerja keras dan siap-siaga menurunkan SDM-nya, agar keandalan listrik pada titik-titik krusial rumah sakit rujukan Covid dan pabrik produksi gas oksigen medis ini dapat terjaga zero “byar pet”.

(Muhammad Rio Alfin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar