Jamin Pasokan Tabung Oksigen, Pengusaha: Buat Apa Sih Impor?

Rabu, 07/07/2021 11:36 WIB
Ironi! Dulu Indonesia Sumbang India Oksigen Tabung, Kini Mau Impor. (Bisnis).

Ironi! Dulu Indonesia Sumbang India Oksigen Tabung, Kini Mau Impor. (Bisnis).

Jakarta, law-justice.co - Ketua Komite Pengarah Asosiasi Gas Industri Indonesia (AGII), Rachmat Harsono menjamin pasokan tabung oksigen di dalam negeri masih mencukupi tanpa perlu impor.

Terlebih, pemerintah sudah meminta produksi oksigen dalam negeri fokus untuk kebutuhan medis penanganan covid-19.

"Kalau kita bilang, jujur saja belum ada impor sama sekali. Perlu saya garisbawahi. Wacana impor ini bisa jadi apabila lonjakan covid-19 makin naik. Kalau memang enggak butuh, buat apa sih harus impor?" ujarnya juga menjabat sebagai Presiden Direktur PT Aneka Gas Industri tersebut, dikutip dari Blak-blakan detik.com Rabu (7/7).

Tahun ini saja, kata Rachmat, produksi oksigen dalam negeri sudah mencapai 1.700 ton per hari. Sementara kebutuhannya hanya 400 ribu ton per hari sebelum lonjakan covid-19.

"Pak Luhut bilang kemarin harus dialihkan 100 persen ke medis itu untuk mengantisipasi (kelangkaan). Tapi sebetulnya produksi yang dalam negeri kalau konversi, industri semua diganti, di sini harusnya cukup," terang Rachmat.

Ia menjelaskan terjadinya kelangkaan oksigen sebenarnya disebabkan oleh ketidaksiapan rumah sakit mengantisipasi peningkatan pandemi covid-19. Hal ini tidak akan terjadi kalau peningkatan kasus dapat diprediksi sejak bulan lalu.

"Ini kan dalam keadaan genting dan emergency (darurat) sehingga mereka belum berikan feedback kepada produsen. Coba kalau sebelumnya bilang,kira-kira dalam bulan depan butuh segini loh, tambah 5.000 loh. Ini tidak dikonfirmasikan, karena pasiennya terus berdatangan," jelasnya.

Di sisi lain, sebagian masyarakat melakukan panic buying, serta membeli tabung oksigen hanya untuk persediaan pribadi dan keluarganya. Bukan akan digunakan mendesak.

Kepanikan juga kemungkinan dipicu karena banyak warga yang mencari atau membeli tabung oksigen ke Pasar Pramuka. Padahal, di Jabodetabek ada 60 distributor besar.

"Pasar Pramuka jangan dijadikan barometer nasional, karena Pasar Pramuka itu pedagang kecil," tandasnya.

Sebelumnya, pemerintah memutuskan mengimpor 10 ribu oksigen konsentrator dari Singapura. Hal ini dilakukan guna memenuhi kebutuhan oksigen di tengah lonjakan kasus penularan covid-19.

"Sekarang sudah ada kami pesan 10 ribu dan sebagian sudah mulai datang dengan pesawat Hercules dari Singapura," ungkap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dalam konferensi pers, Selasa (6/7).

Luhut menjelaskan oksigen konsentrator adalah alat medis yang berfungsi menyediakan oksigen dengan cara mengambil udara dari luar. Alat ini akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan pasien covid-19 dengan gejala ringan.

"Yang (gejala) ringan menggunakan oksigen konsentrator. Oksigen ini mengambil dari udara biasa, diproses, dan dihirup," jelas Luhut.

Jika jumlah oksigen konsentrator kurang, pemerintah akan menambah impor dari negara lain. Namun, Luhut tidak menjelaskan rinci potensi tambahan impor yang akan dilakukan.

"Kami akan ambil dari tempat lain, bila kami rasakan masih ada kekurangan," imbuhnya.

 

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar