Retno Marsudi Ajak Rusia Tekan Junta Militer Taati Konsensus ASEAN

Selasa, 06/07/2021 18:25 WIB
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Jakarta, 6 Juli 2021. Menlu Retno Marsudi membahas berbagai isu, termasuk rencana kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Indonesia. Courtesy of Indonesia`s Ministry of Foreign Affairs/Handout via REUTERS

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov melakukan pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI, Jakarta, 6 Juli 2021. Menlu Retno Marsudi membahas berbagai isu, termasuk rencana kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Indonesia. Courtesy of Indonesia`s Ministry of Foreign Affairs/Handout via REUTERS

Jakarta, law-justice.co - Indonesia meminta Rusia untuk mengajak junta Myanmar segera menjalankan lima poin konsensus ASEAN sebagai langkah solusi untuk mengakhiri konflik politik di negara itu.

Hal itu diutarakan Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, saat bertemu dengan Menlu Rusia, Sergei Lavrov, di Jakarta, Selasa (6/7/2021).

"Saya telah meminta Rusia mendukung implementasi lima poin konsensus. Ini membutuhkan komitmen dari militer Myanmar untuk bekerja sama dengan negara anggota ASEAN lainnya dalam melaksanakan lima poin konsensus tersebut," kata Retno dalam pernyataan pers virtual bersama Lavrov usai pertemuan.

Lima poin konsensus ASEAN soal situasi Myanmar itu disepakati negara anggota, termasuk junta militer Myanmar, saat bertemu di Jakarta sekitar akhir April lalu. Pemimpin junta Myanmar yang menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi, Jenderal Min Aung Hlaing, bahkan turut hadir dalam pertemuan tersebut.


Lima poin konsensus itu meliputi pertama, kekerasan di Myanmar harus segera dihentikan dan semua pihak harus menahan diri sepenuhnya.

Kedua, segera mulai dialog konstruktif antara semua pihak terkait di Myanmar untuk mencari solusi damai demi kepentingan rakyat. Ketiga, utusan khusus Ketua ASEAN akan memfasilitasi mediasi proses dialog dengan bantuan Sekretaris Jenderal ASEAN.

Keempat, ASEAN akan memberikan bantuan kemanusiaan melalui AHA Centre. Terakhir, utusan khusus dan delegasi akan mengunjungi Myanmar untuk bertemu semua pihak terkait.

Sampai saat ini, progres implementasi kelima konsensus ASEAN itu dipertanyakan komunitas internasional. Di Myanmar, aparat keamanan masih menghadapi para pedemo anti-kudeta dan warga sipil dengan kekerasan.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar