Angka CT Value di Hasil Tes Swab PCR, Cara Menghitung dan Fungsinya

Minggu, 04/07/2021 07:06 WIB
Ilustrasi Proses Tes Swab PCR Guna Mencegah Penyebaran COVID-19. (Robinsar Nainggolan)

Ilustrasi Proses Tes Swab PCR Guna Mencegah Penyebaran COVID-19. (Robinsar Nainggolan)

Jakarta, law-justice.co - Ketika seseorang dinyatakan positif Covid-19 lewat metode polymerase chain reaction atau tes swab PCR, hal lain yang menjadi sorotan adalah CT Value atau nilai Cycle Threshold.

Angka CT value dalam tes PCR disebut cerminan tingkat keparahan virus SARS CoV 2 penyebab sakit Covid-19 terhadap tubuh seseorang.  Lantas, sebenarnya apa itu CT value? Bagaimana cara menghitung dan fungsi CT value?

Mengutip The Indian Express, CT value adalah nilai yang muncul saat tes PCR, tes yang dianggap sebagai golden standar dalam diagnosis Covid-19, sehingga hasilnya sudah pasti valid.

Nah, CT value ini menunjukan seberapa banyak jumlah virus yang masuk ke tubuh yang terdeteksi lewat tes PCR. Sehingga semakin rendah nilai CT value maka semakin tinggi jumlah virus yang terdeteksi.

Sebaliknya semakin tinggi nilai CT value semakin tinggi pula jumlah virus yang menginfeksi tubuh seseorang. Itulah mengapa angka pada CT value berbanding terbalik dengan jumlah virus dalam tubuh.

Memperhatikan CT value sangatlah penting, karena pasien akan didiagnosis positif Covid-19 apabila CT value-nya di bawah 35. Selanjutnya apabila angka CT value berada di kisaran 25 hingga 34 maka tidak akan dianggap positif alias negatif Covid-19.

Menurut beberapa pakar, nilai CT juga kerap menjadi tolok ukur potensi seseorang menularkan Covid-19 kepada orang lain. "Jika ada lebih banyak virus di tenggorokan dan hidung saya, saya akan menularkannya sangat mudah," terang Direktur Trivedi School of Biosciences Ashoka University. Dr. Jameel.

Dokter spesialis penyakit dalam dr. Andi Khimeini Takdir Sp.PD., mengatakan tidak segampang itu menyatakan seseorang sembuh dari Covid-19. Ada banyak faktor yang akan menentukan seseorang dinyatakan sembuh dari infeksi Covid-19.

"Para dokter tidak hanya mengevaluasi sembuh dan sakitnya seseorang dari hasil laboratorium saja. Jadi kita perlu melihat bagaimana performance, tampilan dari pasien. Kalau dari pasien menyatakan sudah semakin bugar, tadinya yang lemas sudah fit lagi itu adalah salah satu parameter kesembuhan," jelas dokter Andi dalam dialog virtual bersama Satgas Covid-19.

Parameter lain dengan melihat hasil foto foto rontgen untuk memantau peradangan, jika terjadi. Selain itu juga hasil lab dari pemeriksaan darah. "Jadi ada banyak sekali aspek yang harus dievaluasi sebelum menyatakan pasien sembuh atau harus melanjutkan perawatan tidak hanya melihat CT PCR," tegasnya.

Ia menjelaskan bahwa CT PCR yang tinggi hingga di atas 30 memang menunjukan kondisi baik karena jumlah virus di dalam tubuh sedikit. Akan tetapi, ia mengingatkan, sisa virus yang telah mati di dalam tubuh bisa saja menyisakan "sampah" atau bekas-bekas virus sehingga tidak terdeteksi.

"Tidak bisa jadikan CT sebagai pedoman sudah sembuh. Harus lihat secara keseluruhan data baru kita bilang ini masih lanjut perawatan atau boleh lanjut aktivitas. Dan sembuh pun tetap harus pakai masker agar jangan sampai reinfeksi," pungkasnya.

(Farid Fathur\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar