Singapura Akan Damai dengan Corona, Orang Asing Masuk Tanpa Karantina

Senin, 28/06/2021 09:58 WIB
Kasus Covid-19 melonjak lagi, Singapura lockdown (kompas)

Kasus Covid-19 melonjak lagi, Singapura lockdown (kompas)

Jakarta, law-justice.co - Setelah berjuang melawan Covid-19 selama 18 bulan, Singapura berencana akan masuk ke tatanan hidup baru.

Mereka menyebutnya dengan blueprint atau cetak biru untuk hidup dengan Covid-19.

Meurut Pemerintah Negeri Singa, Virus corona diyakini tidak akan dapat dilenyapkan dan akan menjadi endemik.

Warga Singapura harus dapat beraktivitas normal hidup dengan Covid-19 tanpa harus menjalani karantina dan lockdown.

Endemik diartikan virus corona SARS-CoV-2 tidak akan hilang dan akan terus ada di sekitar manusia dan populasi global selama beberapa tahun ke depan.

Ini juga berarti wabah Covid-19 dapat terus terjadi dari waktu ke waktu.

Pada fase endemik, jumlah infeksi menjadi relatif konstan selama bertahun-tahun, dengan kambuh sesekali.

Gugus tugas Covid-19 Singapura menyatakan, Covid-19 akan ditangani seperti penyakit endemik lainnya seperti influenza (flu) dan cacar air.

Kunci utama hidup dengan Covid-19 adalah vaksinasi.

Singapura sedang aktif menggencarkan vaksinasi dengam target dua pertiga warga menerima dosis pertama pada 9 Agustus mendatang. Saat ini 80,000 warga divaksinasi tiap hari.

Telah terbukti vaksinasi mengurangi angka infeksi dan penyebaran Covid-19. seperti yang dikutip dari Kompas.com dengan judul "Singapura Persiapkan Rencana Hidup Bersama Covid-19"

Mayoritas penerima vaksin yang terinfeksi virus yang awalnya dari Wuhan ini juga tidak menunjukan gejala atau hanya mengalami gejala ringan.

Warga Singapura harus selalu divaksinasi rutin dari tahun ke tahun.

Blueprint New Normal Covid-19

Blueprint yang sedang dipersiapkan dilaporkan The Straits Times akan menjadi panduan tatanan hidup baru atau new normal hidup dengan Covid-19.

Penerbangan internasional ditargetkan dapat beroperasi kembali.

Warga yang sudah divaksin tidak perlu lagi menjalani karantina sepanjang hasil tes Covid-19 negatif.

Langkah pertama diharapkan dimulai dengan meluncurkan travel bubble dengan sejumlah negara yang telah berhasil mengendalikan penyebaran pandemi seperti Hong Kong, Australia, Selandia Baru, dan Korea Selatan.

Pekerja asing seperti asisten rumah tangga dan buruh konstruksi diharapkan dapat kembali masuk ke Singapura.

Sektor-sektor ekonomi yang sangat bergantung dengan pekerja asing saat ini kewalahan karena kekurangan tenaga kerja.

Acara-acara keramaian seperti perayaan Hari Kemerdekaan, pesta tahun baru, pertandingan olahraga, konser musik juga akan kembali diselenggarakan.

Warga yang sudah divaksin dapat kembali berkumpul dalam jumlah besar tanpa harus menjaga jarak.

Fokus angka infeksi Covid-19 akan dialihkan ke penderita dengan gejala berat terutama yang dirawat di ruang intensif.

Kelak warga yang terinfeksi dapat menjalani pemulihan atau isolasi di rumah masing-masing tanpa harus dirawat inap di rumah sakit.

Singapura saat ini sedang menjalani transisi menuju kembali ke new normal setelah mencabut lockdown parsial yang diterapkan dari 16 Mei hingga 13 Juni.

Warga dapat kembali berkumpul bersama maksimal 5 orang dan bersantap bersama maksimal 2 orang.

"Negeri Merlion” sempat diguncang oleh infeksi Covid-19 varian Delta pada akhir April lalu. Sebelumnya selama 10 bulan, angka infeksi lokal konsisten mendekati nol.

Angka kasus komunal Covid-19 saat ini konsisten antara 10-20 kasus per hari dengan klaster terbesar berasal dari Pasar dan Pusat Makanan Bukit Merah di Singapura Tengah.

Data terakhir total kasus Covid-19 di Singapura adalah 62.530 kasus, di mana 143 pasien atau 0,23 persen saat ini dirawat di rumah sakit. Sebanyak 170 orang atau 0,27 persen sedang menjalani pemulihan di fasilitas isolasi.

Angka kematian tetap salah satu yang terendah di dunia, yaitu 36 pasien atau 0,06 persen.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar