Ini Gejala Terinfeksi Varian Delta Plus & Cara Hindari Penularannya

Senin, 28/06/2021 09:16 WIB
Virus corona (Reuters)

Virus corona (Reuters)

Jakarta, law-justice.co - Varian Delta Plus merupakan bentuk mutasi dari varian Delta yang ditemukan di India.

Menurut para ahli kesehatan, sejauh ini Varian Delta telah ditemukan di 85 negara, dan telah menjadi kekuatan pendorong di balik lonjakan kasus infeksi di Afrika Selatan.

Para ahli penyakit menular di negara itu bahkan percaya kalau saat ini negaranya sudah mengalami gelombang ketiga infeksi akibat varian Delta.

Seperti dilansir Hindustan Times, Minggu (27/6/2021), Varian Delta Plus yang berasal dari SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19 yang kemudian bermutasi menjadi Varian Delta, telah mendatangkan malapetaka di seluruh dunia, dengan peningkatan penularan dan resistensi terhadap beberapa obat dan terapi.

“India telah menyatakan Varian Delta Plus sebagai varian yang menjadi perhatian, dengan strain ditemukan di 49 sampel dari 12 negara bagian. Maharashtra telah melaporkan jumlah kasus tertinggi dari varian Delta Plus,” kata media tersebut.

Menurut perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Rusia, Melita Vujnovic, vaksinasi dan langkah-langkah keamanan seperti mengenakan masker wajah sangat penting dalam memerangi varian virus corona Delta Plus.

“Kami perlu melakukan upaya dalam waktu singkat, jika tidak, akan ada lockdown,” kata Vujnovic di acara Soloviev Live YouTube.

Mengapa varian Delta Plus menjadi perhatian?

Varian baru virus corona ini, juga dikenal sebagai AY.1, menyebar hampir 60% lebih cepat dari pendahulunya, varian Delta. Varian ini juga lebih mudah mengikat sel-sel paru-paru dan menunjukkan resistensi yang lebih tinggi terhadap beberapa obat yang digunakan untuk melawan Covid-19.

Dr Raman R Gangakhedkar, mantan kepala ilmuwan epidemiologi dan penyakit menular di ICMR, mengatakan, ada dua mutasi bertingkat yang terjadi pada varian Delta, yang merupakan jenis virus corona yang dominan di India hingga saat ini. Mutasi bergradasi ini diberi kode L452R dan P871R.

“Mutasi khusus ini menambah efisiensi transmisi yang lebih tinggi, sehingga varian dapat menyebar dengan cepat dari satu orang ke orang lain atau dapat masuk ke dalam sel dengan jauh lebih efisien dibandingkan dengan strain lain yang ada,” kata ilmuwan yang menyebut varian Delta Plus sebagai salah satu hasil mutasi paling kritis dari virus corona.

Apa saja gejala paparan Delta Plus?

Ahli virologi top India mengatakan, varian Delta Plus menimbulkan gejala seperti infeksi yang diakibatkan oleh varian Delta dan mitranya, varian Beta dari Afrika Selatan.

Beberapa gejala tersebut antara lain batuk, diare, demam, sakit kepala, ruam kulit, perubahan warna jari tangan dan kaki, nyeri dada, dan sesak napas.

Gejala lain yang didaftar oleh para ahli dan dikaitkan dengan varian Delta Plus adalah: sakit perut, mual dan kehilangan nafsu makan.

Sejauh ini, pemerintah Indonesia belum mengumumkan tentang adanya infeksi varian Delta Plus di Indonesia, namun pada 15 Juni 2021 lalu Ketua Satuan Tugas (Satgas) Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Prof Zubairi Djoerban, melalui akun Twitter-nya telah mengabarkan kalau varian Delta telah bermutasi menjadi Delta Plus.

Ia bahkan menyarankan agar Indonesia melakukan lockdown, bukan PPKM Mikro.

“Didasari melonjaknya kasus Covid-19 dan rawat inap, saya merasa Indonesia butuh istilah baru sebagai ganti PPKM Mikro. Saya rekomendasikan kita lockdown saja agar monitoringnya lebih tegas dan lebih serius – meski isi konten kebijakannya tidak jauh beda dengan PPKM. Terima kasih,” katanya.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar