Peneliti Ungkap Fakta Corona Pernah Menyebar 20 Ribu Tahun Lalu

Minggu, 27/06/2021 21:10 WIB
Ilustrasi virus corona. (Foto: Pixabay/Gerd Altmann)

Ilustrasi virus corona. (Foto: Pixabay/Gerd Altmann)

Jakarta, law-justice.co - Tim peneliti dari Australia dan Amerika Serikat menemukan bukti pandemi virus corona pernah terjadi di Asia Timur pada lebih dari 20 ribu tahun lalu.
Penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal ilmiah Current Biologi pada Kamis (24/6/2021). Dalam studi tersebut, para peneliti mempelajari genom lebih dari 2.500 orang dari 26 populasi yang berbeda di seluruh dunia.

Studi kemudian menunjukkan jejak interaksi genom manusia dengan virus corona pada masyarakat modern di Asia Timur.

Penulis utama studi, Yassine Souilmi mengatakan genom dapat menunjukkan informasi tentang manusia hingga ratusan ribu tahun lalu.

Karena cara kerja virus adalah dengan menduplikasi diri pada inangnya (tubuh manusia), jejak virus bisa teridentifikasi melalui genom.

"Jadi mereka (virus) benar-benar bergantung pada sebuah inang, dan itulah mengapa mereka menyerang sebuah inang dan kemudian membajak mesin mereka untuk membuat salinan diri mereka sendiri," jelas Souilmi, dikutip Minggu (27/6/2021).


Upaya pembajakan tersebut terbaca ketika tim peneliti mempelajari genom dari lima populasi berbeda yang berlokasi di China, Jepang dan Vietnam.

"Dalam jangka waktu yang lama dan selama paparan, ini meninggalkan tanda yang sangat jelas dalam genom keturunan mereka," tuturnya.

Peneliti mengatakan penemuan ini mendapati keturunan yang berasal dari kelima populasi tersebut dapat lebih melindungi diri dari virus corona.

Studi menemukan wabah virus corona terjadi secara terpisah di berbagai wilayah dan menyebar ke seluruh Asia Timur. Namun, para peneliti tidak mengetahui bagaimana orang purba hidup melewati pandemi.

 

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar