Covid Melonjak, IHSG Anjlok ke 5.000, Investor Lepas Saham Bank Negara

Senin, 21/06/2021 13:22 WIB
Kasus Covid-19 melonjak buat IHSG anjlok ke level 5.000 (Harianbatakpos)

Kasus Covid-19 melonjak buat IHSG anjlok ke level 5.000 (Harianbatakpos)

Jakarta, law-justice.co - Kasus Covid-19 yang terus melonjak di Indonesia membuat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok ke level 5.000 pada perdagangan, Senin (21/6/2021). Dan sasaran saham yang dilepas investor adalah saham milik bank negara.

Data Bloomberg menunjukkan, indeks komposit dibuka melemah 47,15 poin atau 0,78% ke posisi 5.959,96 dari penutupan Jumat yang berada di level 6.007,12. Sebanyak 301 saham terpantau langsung terkoreksi, sementara 51 saham bergerak naik, dan 124 saham stagnan.

IHSG kemudian terlihat reli di zona merah, dan pada pukul 10:15 WIB terpantau berada di 5.928,29 karena telah terkoreksi 78,83 poin atau 1,31%. Sepuluh dari 11 sektor membebani IHSG dengan sektor industri dasar, industri dan energi menjadi penekan utama akibat kejatuhan sebesar 2,25%, 2,18% dan 2,02%.

Sektor kesehatan sendirian menopang pergerakan IHSG dengan kenaikan cukup signifikan, sebesar 3,51%. Saham BBRI, ARTO, AGRO, dan BMRI menjadi sasaran pelepasan oleh investor, sementara saham FREEN mengalami aksi beli.

BBRI rontok 10 poin atau 9,26% dari Rp3.910 menjadi Rp3.900/lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp348 miliar. Saham ARTO longsor hingga 475 poin atau 3,4% dari Rp14.075 menjadi Rp13.600/lembar dengan nilai transaksi Rp177 miliar.

Saham AGRO jatuh 25 poin atau 1,84% dari Rp1.355 menjadi Rp1.330/lembar dengan nilai transaksi Rp126 miliar. Saham BMRI turun 200 poin atau 3,2% dari Rp6.200 menjadi Rp6.000/lembar dengan nilai transaksi Rp116 miliar.

Saham FREEN naik1 poin atau 0,84% dari Rp119 menjadi Rp120/lembar dengan nilai transaksi mencapai Rp125 miliar. Volume transaksi hingga pukul 10:15 WIB tercatat sebesar 24,5 lembar saham senilai Rp19,6 triliun.

Sebelumnya, Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang telah memperkirakan kalau IHSG kembali akan melemah hari ini akibat dilanda tekanan jual lanjutan seiring cukup tajamnya kejatuhan DJIB, yakni 1.58%, fan EIDO turun 2.45%.

Ia menjelaskan tekanan jual terjadi karena harga komoditas pun sedang mengalami penurunan seperti harga emas yang turun 0,61% ataub6% selama sepekan yang lalu; harga batu bara turun 0,60%, dan harga timah turun 1,56%, sehingga membuat harga komoditi ini dalam 2 hari turun sekitar US$1.470 per ton atau 4,75%.

Sementara itu, harga nikel selama 4 hari pada pekan lalu turun tajam sebesar US$1.290 per ton atau 7,11%.

Harga-harga komoditas tersebut turun bertepatan dengan amukan Covid-19 yang melanda Tanah Air, khususnya Ibukota yang berpotensi terjadinya keambrukan di fasilitas kesehatan DKI Jakarta.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar