Survei: Isu HAM hingga Barisan Sakit Hati akan Ganjal Prabowo di 2024

Jum'at, 18/06/2021 05:25 WIB
Prabowo Subianto Ketum Gerindra (wsj.net)

Prabowo Subianto Ketum Gerindra (wsj.net)

Jakarta, law-justice.co - Hasil survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menyebutkan ada sejumlah hal yang akan mengganjal Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto jika kembali menjadi calon presiden di Pilpres 2024 mendatang.

Salah satu isu yang akan menyerang Prabowo yakni tentang dugaan pelanggaran HAM penculikan aktivis 1998 silam. Hal lain yang jadi ganjalan yakni barisan sakit hati usai Pilpres 2019 lantaran Prabowo bergabung dengan kabinet Presiden Joko Widodo.

Menurut Peneliti LSI Benny JA, Adjie Alfaraby, kasus pelanggaran HAM 1998 akan terus mengganjal Prabowo sejak Pilpres 2009 hingga 2024. Adjie mengatakan hal itu seolah tak lepas dari Prabowo jika ikut kontestasi politik.

"Kita tidak tahu siapa yang memunculkan isu ini, tapi selalu muncul dan selalu dikaitkan dengan Pak Prabowo dalam setiap momentum politik. Ini satu kaitan sejarah yang tidak pernah lepas dari Pak Prabowo," kata Adjie dalam konferensi pers virtual, Kamis (17/6).

Hal lain yang menjadi ganjalan yakni pemilih yang awalnya mendukung pada 2019. Menurut Adjie, para pemilih yang masuk dalam kelompok `Anti-Jokowi` ini dapat berbalik melawan Prabowo.

Mereka bisa melakukan itu lantaran merasa dikhianati oleh langkah Prabowo yang bergabung dengan koalisi pemerintah usai Pilpres 2019. Menurut Adhie, langkah Prabowo menjadi Menteri Pertahanan sangat membekas di benak para mantan pemilihnya di Pilpres 2019.

"Ada kemungkinan resistensi Prabowo di segmen pemilih yang awalnya dukung Prabowo di 2019, mereka yang bisa kita bilang sebagai kelompok pemilih anti-Jokowi di 2019 akhirnya bisa berbalik melawan Prabowo," ujar Adjie.

Problem lain yang kemungkinan dihadapi Prabowo yakni soal kasus korupsi benih lobster atau benur yang dilakukan Edhy Prabowo. Menurut Adjie, itu akan menjadi ganjalan mengingat Edhy merupakan orang dekat Prabowo.

Ganjalan Prabowo yang lainnya yakni publik bosan dengan sosok Ketum Gerindra itu, lantaran telah berulang kali menjadi peserta pilpres.

"Kita sering dengar lo lagi lo lagi, Prabowo lagi Prabowo lagi. Memang memunculkan satu pesimisme, satu hal secara psikologis yang sulit dibantah oleh Prabowo karena aura kekalahan yang dilihat oleh publik" tambahnya.

Dari simulasi sembilan nama calon presiden (Capres) potensial 2024 yang dilakukan LSI Denny JA, Prabowo masih kokoh di puncak dengan 23,5 persen.

Disusul nama Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo dengan perolehan dukungan sebesar 15,5 persen, dan Gubenur DKI Jakarta, Anies Baswedan dengan 13,8 persen.

Urutan keempat dan kelima ada nama Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Sandiaga Uno dengan 7,6 persen, dan Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto sebesar 5,3 persen.

Urutan keenam sampai sembilan, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebesar 3,8 persen; Ketua DPR RI, Puan Maharani sebesar 2 persen; Menteri BUMN, Erick Thohir sebesar 1,9 persen; dan Kepala KSP, Moeldoko sebesar 0,1 persen. Sedangkan yang tidak tahu daan tidak menjawab sebesar 26,5 persen.

Survei LSI Denny JA dilakukan pada 27 Mei-4 Juni 2021, dengan 1.200 responden dari 34 provinsi di Indonesia. Survei menggunakan metode multistage random sampling dengan teknik pengumpulan data wawancara tatap muka. Adapun margin of error survei kurang lebih 2,9 persen.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar