Fakta Kopassus, Pasukan Elite TNI yang Ditakuti Dunia Internasional

Sabtu, 12/06/2021 12:01 WIB
Kopassus, pasukan elite TNI AD yang ditakuti dunia (ist)

Kopassus, pasukan elite TNI AD yang ditakuti dunia (ist)

Jakarta, law-justice.co - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI Angkatan Darat merupakan pasukan elite TNI yang ditakuti dunia internasional. Hal itu tak lepas dari keberhasilannya dalam sejumlah operasi yang pernah dilakukannya, baik itu dalam negeri maupun luar negeri.

Lantas berikut ada beberapa fakta dari Kopassus yang perlu diketahui:

1.Operasi Mapenduma

Kopassus dikerahkan untuk membebaskan sandera di Mapenduma, Papua dan melibas si pemberontak. Kejadian ini dipicu oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM) yang menyandera tim ekspedisi Lorentz pada 8 Januari 1996 dan memaksa Indonesia untuk mengakui eksistensi Negara Melanesia Barat.

Upaya pembebasan sandera saat itu dipimpin oleh Mayjen Prabowo Subianto yang mejabat sebagai Danjen Kopassus. Meskipun operasi ini tergolong berhasil menyelamatkan seluruh sandera, namun 2 orang sandera ditemukan tak bernyawa akibat diserang oleh OPM. Mereka adalah peneliti ornitologi, Matheis Yosias Lasembu dan Navy Panekanan yang merupakan ahli biologi.

2. Pembebasan Sandera di Woyla, Thailand

Pada 1981, 5 teroris yang menamakan diri sebagai Komando Jihad membajak sebuah pesawat DC-9 Garuda Indonesia dan menyandera penumpangnya. Pesawat dengan rute Palembang-Medan itu dipaksa terbang menuju Kolombo. Akan tetapi, bahan bakarnya tidak cukup dan mengharuskan pesawat mendarat di Woyla, Thailand.

Kopassus berhasil mengatasi pembajakan setelah 4 hari kemudian. Berada di bawah arahan Letkol Infanteri Sintong Panjaitan, Kopassus berhasil bergerak cepat pada 31 Maret 1981 dan membebaskan sanderanya. Meskipun sang pilot, Kapten Herman Rante dan salah satu anggota satuan Para Komando Kopassandha harus gugur.

3. Operasi Dwikora dan Duel dengan SAS

Presiden Soekarno menginstruksikan untuk melakukan operasi Dwikora pada 1963 demi menggagalkan terbentuknya Federasi Malaysia. RPKAD atau yang sekarang disebut Kopassus turut andil dalam operasi ini, dibantu oleh Pasukan Gerak Tjepat (PGT TNI AU).

Tidak hanya bentrok dengan pasukan Malaysia, namun prajurit Indonesia juga harus menghadapi pasukan Inggris yang mengirimkan pasukan elit bernama SAS (Special Air Services) dan Gurkha. Terkadang, pasukan Inggris berhasil mengalahkan prajurit Indonesia.

Namun, tak jarang pula pihak Indonesia yang berhasil melibas pasukan lawan itu. Pertempuran berlangsung di hutan Kalimantan. Dari pertempuran di Kalimantan ini, SAS belajar untuk mengembangkan taktik bertempur di hutan.

4. Operasi Penumpasan DI/TII

Pada Januari 1950, TNI AD membentuk Gerakan Banteng Nasional yang bertujuann untuk membumihanguskan gerakan DI/TII (Darul Islam/Tentara Islam Indonesia) di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat.

Kemudian, pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah No.59 pada 1958. Peraturan ini berisikan rencana Kodam Siliwangi menerapkan taktik ‘Pagar Betis’ guna menghentikan langkah gerakan DI/TII.

Hasil implementasi taktik tersebut adalah keberhasilan TNI mengepung wilayah yang menjadi basis kekuatan DI/TII. Akhirnya Kartosuwiryo yang merupakan pemimpin DI/TII berhasil ditangkap di Gunung Geber.

 

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar