Gara-gara Hal Ini, Trump Minta Seluruh Dunia Tak Bayar Utang ke China

Senin, 07/06/2021 20:50 WIB
Mantan Presiden AS Donald Trump minta seluruh dunia tak bayar utang ke China karena pandemi Covid-19 (CNN)

Mantan Presiden AS Donald Trump minta seluruh dunia tak bayar utang ke China karena pandemi Covid-19 (CNN)

Jakarta, law-justice.co - Meski sudah tak lagi menjadi Presiden Amerika Serikat, Donald Trump masih terus mengecam China. Terbaru, Trump mengecam China dan penasihat Gedung Putih Anthony Fauci soal pandemi Covid-19. Kritik tersebut disampaikan dalam konvesi Partai Republikan di Greenville North Carolina.

Trump menuntut China memberikan ganti rugi sebesar USD10 triliun atau sebesar Rp142.000 triliun (Rp14.200/USD). Hal itu sebagai ganti rugi pada Amerika Serikat (AS) dan negara lain soal penangan Covid-19.

"China seharusnya membayar USD10 triliun kepada kami, kepada dunia, karena kehancuran dan kematian yang mereka ciptakan," ujar Trump, Senin (7/6/2021).

Menurut Trump, negara-negara di dunia harus membatalkan utang mereka ke China. Ia juga mengejek Anthony Fauci, mantan stafnya di Satgas Virus Corona, sebagai Dokter yang tak hebat yang mendanai Institut Virologi Wuhan.

Laboratorium itu menjadi sorotan utama, karena dituding sumber bocornya corona yang menyebar di seluruh dunia.

"Jadi hadirin, bahkan `musuh` mulai mengakui Presiden Trump benar bahwa Virus China berasal dari Wuhan," katanya. Hingga saat ini masalah asal usul virus masih jadi bahan perdebatan dan dalam penelitian badan intelijen AS.

Pandemi Covid-19 sendiri menyerang AS pada tahun terakhir kepemimpinan Trump. Yang mana hampir 600 ribu orang meninggal hingga dia sendiri terinfeksi dan merupakan faktor kekalahan Trump saat pemilihan presiden AS November 2020 melawan Joe Biden.

Dalam kesempatan yang sama, ketua partai Republik North Carolina, Michael Whatley menyebut Trump sebagai `presiden kami`. Nampaknya sebagai bentuk persetujuan atas klaim tak berdasar mantan presiden itu bahwa pemilu 2020 telah dicuri yang juga disebut sebagai `kejahatan abad ini`

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar