Konflik Makin Memanas, OPM Ancam Tembak Mati Pekerja di Papua

Senin, 07/06/2021 09:16 WIB
Ilustrasi operasi gabungan TNI-Polri di Papua (Puspen TNI)

Ilustrasi operasi gabungan TNI-Polri di Papua (Puspen TNI)

Jakarta, law-justice.co - Dalam beberapa waktu terakhir, konflik bersenjata di wilayah Papua makin memanas. Rentetan kontak tembak tak bisa terhindarkan dan kembali memakan korban.

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) telah memperingatkan seluruh warga Indonesia yang bekerja di Papua untuk segera meninggalkan Bumi Cenderawasih.

Ancaman itu dikeluarkan usai pihaknya menabuh genderang perang terhadap aparat TNI-Polri secara terpusat di wilayah Ilaga, Kabupaten Puncak sejak beberapa pekan lalu.

"Melihat situasi Konflik bersenjata di Kabupaten Puncak Papua, Intan Jaya dan Nduga, maka kami dari Pengendali Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB-OPM mengeluarkan peringatan tegas kepada semua imigran Indonesia yang mencari makan di negeri milik bangsa Papua agar segera tinggalkan wilayah konflik bersenjata," kata Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom dalam keterangan resmi, Minggu (6/6).

Sebby mengatakan bahwa pihaknya tak akan segan menembak pekerja Indonesia yang masih bertahan di lokasi perang. Menurutnya, hal tersebut menjadi konsekuensi bagi mereka yang tak mematuhi ultimatum itu.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari aparat TNI-Polri terkait dengan ancaman yang dilontarkan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang kini telah dicap sebagai teroris oleh pemerintah.

Konflik itu sendiri telah terjadi pada Jumat (28/5)lalu saat KKB membunuh Kepala Subsektor Oksamol, Pegunungan Bintang, Papua, Briptu Mario Sanoy. Mereka mencuri dua senjata laras panjang tipe SS1 dan revolver dari markas polisi itu.

Hanya saja, tak berselang lama polisi berhasil menemukan senjata yang dicuri itu di sekitar markas KKB yang berada di wilayah tersebut.

Tak hanya aparat, warga sipil juga menjadi korban. Pada Kamis (3/6), polisi menyebut KKB bertanggungjawab atas penembakan seorang tukang bangunan bernama Habel Halenti (30) saat dalam perjalanan pulang dari Kampung Eronggobak, Distrik Ilaga.

Aksi ini disaksikan oleh rekan Habel bernama Alif yang berhasil melarikan diri dan melapor ke Polsek setempat.

"Korban sempat berteriak, `Ampun, komandan.` Namun, langsung ditembak oleh salah satu KKB yang menodongkan senpi," ujar Kepala Bidang Humas Polda Papua, Kombes Ahmad Musthofa Kamal.

Masih di hari yang sama, penyerangan KKB dilakukan di sekitar wilayah Bandara Aminggaru Ilaga, Puncak.

KKB diduga membakar sejumlah fasilitas bandara hingga memicu kontak tembak dengan Paskhas (Korps Pasukan Khas TNI AU).

Kejadian itu berdampak pada kebakaran menara di Kantor Unit Penyelenggara Bandara Udara (UPBU) dan Kantor AirNav di Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua. Namun, tak ada korban jiwa dalam kejadian itu.

Terakhir, polisi menuding bahwa KKB bertanggungjawab atas penembakan keluarga Kepala Desa Nipurlema, Petianus Kogoya di wilayah Ilaga.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar