Dampak Merger dua rintisan digital raksasa Gojek-Tokopedia melahirkan GoTo dinilai punya sisi negatif.

Merger Digital Raksasa Gojek-Tokopedia Dampaknya Starhub Local Gimana?

Minggu, 06/06/2021 10:02 WIB
Merger Gojek dan Tokopedia

Merger Gojek dan Tokopedia

law-justice.co -  

Merger dua rintisan digital raksasa Gojek-Tokopedia melahirkan GoTo dinilai punya sisi negatif. Meski bakal memiliki kekuatan besar di bisnis digital  dalam negeri, namun bisa mengulang pada kasus raksasa digital di China. Hasil merger dua raksasa teknologi Tanah Air, PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) dan PT Tokopedia resmi diprediksi membentuk entitas superapp baru bernama GoTo dengan valuasi hingga US$40 miliar atau setara dengan Rp572,9 triliun.

Pengamat Ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, mengatakan, sisi negatif merger dua raksasa digital Indonesia itu ada pada sistem yang terintegrasi yang terakses hanya ke segelintir pemain sehingga riskan menciptakan oligopoli.

Hal tersebut mampu menghambat lahirnya inovasi para pemain baru dan pemain kecil yang masuk dalam bisnis ride hailling apps.

“Keduanya memiliki kekuatan yang setara yang siap mengguncangkan bisnis digital di Indonesia. Kehadiran Grup GoTo diyakini akan saingi Shopee dan lain-lain. Tapi sisi negatifnya, bisa menghambat pemain baru dan kecil untuk masuk di bisnis yang sama,” ujarnya, kepada Portal Indonesia di Jakarta,  

 

Di sisi lain Gojek Tokopedia Merger, GoTo Akan Jadi Pelengkap Layanan Jasa dan Barang

Penggabungan dua mitra ini menguntungkan dua pihak karena masing-masing memiliki data base customer yang tidak sedikit. "Tapi sisi negatifnya, juga ada pada penyebaran informasi milik customer yang dimanfaatkan GoTo serta mitra-mitranya,” ungkapnya.

Kemunculan Grup GoTo di tanah air menjadi salah satu masalah antitrust terkait dengan monopoli pasar digital. Bhima menuturkan, merger Gojek Tokopedia berdampak negatif pada pemain kecil start up yang baru berdiri dan mau bersaing di eCommerce.

 

Start up kecil akan kesulitan karena eCommerce-nya sudah terintegrasi membuat switching cost.

pengalaman penulis Ridwan dalam rangka  fintek koperasi, saat berhadapan pemaparannya dengan pihak bank Indonesia, diawal sudah wanti wanti menyebutkan, Starbuk saja 1 tahun prosesnya belum selesai , tersirat menyatakan bahwa gimana kamu perusahaan modal kecil saja mau coba , yang besar saja prosesnya seperti itu  mengisyaratkan sudah amanya bergabung saja bukan jadi competitor,

“Tapi disisi lain kalo pengembangannya arahnya kepada digital wallets, digital landing, maka diskon maupun promo ride hailing apps, pesan antar penumpang itu mungkin akan semakin kurang. Sudah mulai berintegrasi pada profitabilitas,” pungkas Bhima. (TYO)

kata pengamat dan Direktur Eksekutif ICT Heru Sutadi kepada Media beberapa waktu lalu . "Kalau istilah dalam dunia digital, penggabungan ini makin memperkuat menjadi super apps. Dalam bisnis umum disebut konglomerasi. Memang harus diwaspadai dampak negatifnya,"  "Dampak negatifnya pemain baru di sektor ride hailing dan e-commerce akan sulit masuk. Konglomerasi juga akan sulit diatur oleh negara karena penguasaan hulu ke hilir misalnya," lanjutnya. 

Dikatakan Heru, strategi ini tampaknya mengikuti langkah yang dilakukan perusahaan seperti Alibaba serta raksasa digital lainnya seperti Alphabet induk perusahaan Google, dan Facebook.

Mengenai pendapat bahwa merger akan memunculkan monopoli pasar, dalam kasus Gojek-Tokopedia, Heru tidak sependapat. Hal itu karena menurutnya, bisnis Gojek dan Tokopedia berbeda.

"Monopoli kan jika beberapa pemain pada pasar yang sama bergabung dan menguasai pasar. Tapi ini dua pemain dengan pasar yang berbeda sebenarnya," ujarnya.

Bergabungnya dua entitas ini diprediksi akan menciptakan valuasi gabungan keduanya menjadi USD 18 miliar atau sekitar Rp 250 triliun. Bisnis keduanya akan sangat luas, berkisar dari pemesanan kendaraan, pembayaran, hingga belanja, dan pengiriman online.
 
Startup dengan nilai tertinggi ke-12 di dunia
Dilansir dari CBInsight, Senin (17/5/2021), melalui aksi merger ini pemegang saham Gojek akan memiliki 58 persen sementara pemegang saham Tokopedia akan memiliki 42 persen sisanya dengan potensi valuasi hingga US$40 miliar jika debutnya di pasar publik berhasil dilakukan. Sementara itu, berdasarkan data Statista, penilaian gabungan Gojek dan Tokopedia akan menjadikan GoTo sebagai startup dengan nilai tertinggi ke-12 di dunia dengan valuasi senilai US$17 miliar. Baca Juga : Resmi! Gojek dan Tokopedia Merger Jadi GoTo Penggabungan tersebut akan membuka pintu Indonesia dalam jajaran 20 unikorn teratas di dunia, yang sebagian besar terdiri dari perusahaan China dan Amerika Serikat.

 

Apa comment  dari nitizen :

(Gilly)Ini mah monopoli usaha, kalau di singapura melanggar hukum

(Suyitno) tokopedia pake ovo, grab pake ovo. kalo tokopedia sama gojek gabung, trus nasib ovo gmn?

( Widi Warisno) Nanti pengiriman barang cuma pke gosend dan pembayaran menggunakan gopay. Ovo bubar. Rezeky baru buat driver gojek. Mantaplah mereka berdua ini.

 

(Patia\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar