Suka Berikan Sanksi, Putin Sebut AS Punya Watak Sama dengan Uni Soviet

Minggu, 06/06/2021 09:40 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Business Insider).

Presiden Rusia Vladimir Putin. (Foto: Business Insider).

law-justice.co - Presiden Rusia Vladimir Putin geram dengan tindakan Amerika Serikat (AS) yang gemar memberi sanksi negara lain. Baru-baru ini diketahui Moskow dijatuhi sanksi ekonomi oleh AS karena tudingan campur tangan Pemilihan Presiden AS, serangan dunia maya besar-besaran, dan aktivitas permusuhan lainnya.

Putin menilai tingkah AS itu mirip dengan Uni Soviet yang suka mengancam bangsa lain. Alasan keduanya sama, yakni mereka berpikir bahwa bangsa merekalah yang kuat.

"Orang-orang yang melakukan ini, mereka mungkin berasumsi bahwa Amerika Serikat memiliki kekuatan ekonomi, militer, dan politik sedemikian rupa sehingga bisa lolos begitu saja. Itu bukan masalah besar, itulah yang mereka pikirkan," kata Putin dalam sebuah konferensi pers dihadapan media-media terkemuka dunia, seperti dikutip Reuters, Sabtu (5/6/2021).

Putin melontarkan kritikannya itu hanya beberapa hari menjelang pertemuannya dengan Joe Biden di Jenewa, pada 16 Juni mendatang. Putin tampak geram melihat tingkah polah Amerika yang merasa tinggi dihadapan Rusia dengan memberikan sanksi terhadap negara itu.

Ia lalu teringat dengan Uni Soviet yang pada masa kejayaannya suka mengancam bangsa lain. Putin menilai kesombongan yang dipraktikkan Soviet kini diwariskan ke Amerika. Meski dulu kedua bangsa ini berlawanan, nyatanya mereka memiliki watak yang sama.

"Tahukah Anda apa masalahnya? Saya akan memberi tahu Anda, sebagai mantan warga negara Uni Soviet. Masalah kekaisaran adalah mereka berpikir bahwa mereka sangat kuat sehingga mereka dapat menanggung ketidakakuratan dan kesalahan kecil," kata Putin.

"Kami akan membeli (orang-orang ini), menggertak mereka, membuat kesepakatan dengan mereka, memberikan kalung kepada mereka, mengancam mereka dengan kapal perang. Dan ini akan menyelesaikan semua masalah. Tapi masalah menumpuk. Akan tiba saatnya ketika masalah-masalah itu tidak bisa diselesaikan lagi," imbuh Putin.

Joe Biden dan Vladimir Putin akan bertemu di Jenewa pada 16 Juni, Gedung Putih dan Kremlin mengatakan akan membahas berbagai masalah mendesak dalam pertemuan itu.

(Muhammad Rio Alfin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar