Miris! Kebijakan Diskriminatif Masih Ditemukan di 61,7% Daerah

Sabtu, 05/06/2021 09:39 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo sebut 61,7% kebijakan kepala daerah masih diskriminatif (Indopost)

Ketua MPR Bambang Soesatyo sebut 61,7% kebijakan kepala daerah masih diskriminatif (Indopost)

Jakarta, law-justice.co - Kebijakan yang benar-benar adil belum dilakukan oleh daerah-daerah di seluruh Indonesia. Menurut Ketua MPR RI Bambang Soesatyo, berdasarkan laporan Indeks Kerukunan Umat Beragama (IKUB) pada 2019, lanjutnya, tercatat skor Indonesia dalam menciptakan kerukunan, toleransi, dan kesetaraan berada di skor 73,83 dari skala 0-100.

"Namun demikian, bukan berarti kita bisa berpuas diri. Toleransi yang didefinisikan sebagai kondisi saling menerima dan menghormati perbedaan hanya mencatatkan skor 72,37, paling rendah dibandingkan dimensi kerukunan dan kesetaraan," ujar Bamsoet dalam keterangannya, Sabtu (5/6/2021).

Usai Ngobras (ngobrol santai) bersama Stand Up Comedy Tretan Muslim dan Coki Pardede dari Majelis Lucu Indonesia (MLI) pada Jumat (4/6), Ketua DPR RI ke-20 ini juga membahas soal masih rendahnya tingkat toleransi di level pemerintahan daerah.

Adapun hal ini terlihat dari laporan Setara Institute pada 2020 yang menunjukkan 86 persen dari 94 kota di Indonesia belum memiliki Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang inklusif memayungi aspek toleransi dan kerukunan.

Terkait hal ini, Bamsoet pun mengatakan peran dari kelompok masyarakat menjadi penting agar semangat toleransi terus meningkat di Indonesia.

"Terdapat 61,7 persen kota masih memiliki kebijakan yang diskriminatif, yang sebagiannya merupakan turunan dari provinsi. Karenanya butuh peran dari kelompok masyarakat, seperti yang sering disuarakan oleh Tretan Muslim dan Coki Pardede, agar semangat toleransi terus menggema. Khususnya sebagai kritik terhadap para penyelenggara kebijakan negara," jelasnya.

Ketua Umum Ikatan Motor Indonesia (IMI) ini pun menjelaskan ada banyak tantangan untuk mengimplementasikan toleransi dalam keberagaman. Namun, menurut Bamsoet, hal ini dapat diatasi dengan landasan akar yang kuat.

Bamsoet berharap ke depan toleransi di Indonesia dapat terus menyebar hingga ke seluruh daerah di Indonesia.

"Bangunan kebersamaan yang tidak dilandasi akar kuat akan mudah terkoyak oleh berbagai rongrongan, baik yang bersifat paham ideologi maupun tindakan yang dapat memecah belah persatuan. Dari Tretan Muslim dan Coki Pardede, kita berharap, virus toleransi bisa semakin menyebar ke berbagai pelosok Nusantara," pungkas Bamsoet.

Sebagai informasi, obrolan ini dapat disaksikan selengkapnya di podcast Ngobras sampai Ngompol (Ngobrol Asyik sampai Ngomong Politik) di kanal YouTube Bamsoet Channel pekan depan.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar