Bukan Bunuh Diri, Keluarga Yakin Alen Terjatuh dari Lantai 7 Hotel

Minggu, 30/05/2021 22:00 WIB
Mempelai pengantin di Manado diduga bunuh diri sebelum pemberkatan (Manadobacarita)

Mempelai pengantin di Manado diduga bunuh diri sebelum pemberkatan (Manadobacarita)

Manado, Sulawesi Utara, law-justice.co - Keluarga GFS alias Alen, calon pengantin yang meninggal satu jam sebelum pemberkatan nikah pada Jumat (28/5), mempercayai jika korban tidak melompat dari lantai 7 hotel di Kota Manado, Sulawesi Utara, melainkan terjatuh saat membuka kain tirai jendela.


Hal ini berdasarkan pengakuan dari adik dari korban, yang menyebutkan jika Alen terjatuh bukan melompat saat kejadian.


Ditemui di rumah duka yang ada di Desa Tateli, Kabupaten Minahasa, Jack Andalagi, paman korban juga menjelaskan jika rekan-rekan korban yang akan menjadi Pagar Bagus atau pendamping calon pengantin, mengaku saat kejadian Alen dalam kondisi selalu ceria dan tidak menampilkan raut wajah kecewa, sehingga bisa memicu dirinya melompat dari jendela.


"Dari pengakuan adik dari Alen dan teman-teman Alen saat kejadian, kami keluarga berkeyakinan jika Alen tidak melompat tapi terjatuh. Pertama adiknya yang sudah kelas 6 SD mengaku jika kakaknya Alen terjatuh bukan melompat. Kemudian, teman-temannya bilang, Alen dalam kondisi yang sangat ceria. Jadi kami yakin Alen tidak melompat tapi terjatuh," ujar Andalagi.

Menurut Andalagi, ada kemungkinan Alen terjatuh karena kelelahan mempersiapkan pernikahannya.


Lanjut dikatakan Andalagi, dirinya sangat tahu jika keponakannya tersebut memiliki mental yang kuat. Dijelaskannya, Alen sejak kecil telah menjadi tulang punggung keluarga, di mana dirinya berjualan kue untuk membantu ibunya. Sementara, ketika lulus sekolah, Alen memilih jadi pelaut.


"Anak ini seorang petarung. Sejak kecil sudah bertarung dengan kerasnya hidup. Setelah lulus dia memilih jadi pelaut yang harus punya mental baja. Jadi, kalau hanya masalah kecil, tidak mungkin sampai melakukan hal-hal yang tidak masuk akal," ujar Andalagi.


Sementara, terkait dengan adanya dugaan jika Alen melompat dari lantai 7, disebabkan ada masalah internal, yakni keluarganya terlambat datang ke pernikahan, menurut Andalagi hal tersebut tidak mungkin menjadi penyebab hingga Alen harus melakukan perbuatan yang tidak masuk akal.


Walaupun diakui Andalagi, pasti ada rasa kekecewaan yang dirasakan terkait dengan keterlambatan tersebut, namun tidak mungkin sampai memicu seseorang hingga bunuh diri.


"Saya kenal benar anak ini, karena Alen sejak kecil saya ikut merawatnya. Bahkan di profil facebooknya, Alen menulis saya itu ayahnya. Alasan ada masalah internal keluarga itu saya bisa katakan tidak mungkin sampai membuat dia melompat.

Jadi, saya mewakili keluarga menyampaikan jika Alen terjatuh karena kemungkinan terlalu lelahnya Alen mempersiapkan pernikahan ini," ujar Andalagi.


Sekadar diinformasikan, Jumat (28/5), Kota Manado dibuat heboh dengan kejadian pria berbaju pengantin lompat dari lantai 7 hotel. Pria tersebut adalah GFS alias Alen, seorang calon pengantin pria yang akan melaksanakan pemberkatan nikah pada hari tersebut.


Namun, Alen kemudian diduga melompat dari kamarnya yang ada di lantai 7 hotel, dan terjatuh di pinggir kolam. Alen sempat dibawa ke rumah sakit siloam yang tak jauh dari lokasi kejadian. Tapi, Alen kemudian dinyatakan telah meninggal dunia.

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar