Bocah Maroko Ini Lebih Pilih Mati di Laut daripada Pulang ke Negaranya

Kamis, 27/05/2021 11:46 WIB
Potret bocah Maroko yang menyebrang Laut El Tarajal menuju Ceuta, wilayah kantong Spanyol di daratan Maroko. (Foto: Tangkapan layar video Reuters).

Potret bocah Maroko yang menyebrang Laut El Tarajal menuju Ceuta, wilayah kantong Spanyol di daratan Maroko. (Foto: Tangkapan layar video Reuters).

law-justice.co - Perjuangan migran dari Maroko yang datang secara berhamburan ke Spanyol membawa kisah yang pilu. Setelah dikabarkan seorang pemuda tenggelam ketika menyebrangi Laut El Tarajal menuju Kota Ceuta, kini viral seorang bocah laki-laki Maroko menyebrang menggunakan banyak botol di badannya.

Video bocah ini viral di Twitter. Di video dan foto yang beredar, bocah itu tampak mengenakan kaos berwarna hitam dan celana pendek. Di kaki dan tangannya, melingkar botol-botol plastik yang digunakan sebagai pelampung.

Sesampainya di tepian pantai, bocah tersebut menangis karena hendak ditahan oleh seorang tentara penjaga perbatasan.

Melansir Reuters, Kamis (26/5/2021), bocah ini mencoba menghindar dari petugas dengan cara berlari dari pantai menuju dinding perbatasan. Dia berusaha menaiki dinding untuk sampai ke pagar atas, namun tentara perbatasan tadi berhasil menangkapnya.

"Dia tidak ingin kembali, dia tidak punya keluarga di Maroko, dia tidak peduli jika dia meninggal karena kedinginan di laut. Dia lebih baik meninggal daripada kembali ke Maroko," kata Mohamed al Messaoui, seorang tentara yang menerjemahkan bahasa bocah Maroko itu.

Bocah tersebut sekarang ditempatkan di zona keamanan di antara kedua negara. Bersama dia, ada 8000 lebih migran yang menunggu keputusan diizinkan masuk ke Eropa.

Semuanya berenang menuju Spanyol dari Maroko dan ditangkap oleh tentara. Spanyol menyebut ini sebagai `krisis` bagi Eropa karena mereka telah mengerahkan tentaranya di Ceuta untuk mengawasi situasi tersebut.

Spanyol memiliki kebijakan tidak mendeportasi anak di bawah umur, mereka ditempatkan di pusat pengungsi bersama para migran lainnya. Menteri Pertahanan Spanyol Margarita Robles mengatakan tindakan Maroko adalah agresi perbatasan Spanyol dan perbatasan Uni Eropa.

"Kami tidak berbicara tentang pemuda berusia 16, 17 tahun, anak-anak berusia tujuh atau delapan tahun diizinkan masuk menurut LSM ... mengabaikan hukum internasional," katanya dalam wawancara dengan radio publik Spanyol, dikutip dari Daily Mail.

Pemerintah Spanyol mengatakan bahwa sekitar 5.600 dari 8.000 migran telah dipulangkan ke Maroko, dan tidak ada entri baru karena siapa pun yang mencapai pantai Ceuta segera dipulangkan.

Beberapa migran yang kembali mengatakan mereka berharap untuk mencoba menyeberang ke Ceuta lagi jika kontrol perbatasan dilonggarkan.

"Saya tidak punya masa depan di sini, saya ingin bekerja untuk membantu keluarga saya," kata Mohamed yang berusia 17 tahun kepada AFP di Fnideq setelah kembali dari Ceuta. Dia meninggalkan studinya dan keluarganya di Maroko untuk mencoba memasuki Spanyol dan mencari kehidupan yang lebih baik.

(Muhammad Rio Alfin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar