Polisi Didesak Bentuk Tim Khusus Usut Kebocoran 279 Juta Data Penduduk

Sabtu, 22/05/2021 08:08 WIB
Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni desak polisi bentuk tim khusus usut kebocoran data 279 juta penduduk Indonesia (Foto: Istimewa)0

Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni desak polisi bentuk tim khusus usut kebocoran data 279 juta penduduk Indonesia (Foto: Istimewa)0

Jakarta, law-justice.co - Kebocoran data 279 juta penduduk Indonesia harus diusut tuntas. Untuk itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni meminta Direktorat Tindak Pidana Siber (Ditipidsiber) Bareskrim Polri segera membentuk tim khusus untuk mengusut kasus tersebut.

Dugaan kebocoran mengemuka ketika ratusan juta data tersebut dijual di forum peretas Raid Forums pada 12 Mei 2021. Sahroni menilai perkara perlindungan data pribadi ini harus mendapat perhatian khusus.

"Sehingga tugas Siber Polri selain mengusut tuntas penyelewengan data, juga harus terus memberi edukasi kepada masyarakat. Kalau perlu, Siber Polri bentuk pasukan khusus, karena data ini hal yang sangat sensitif" kata Sahroni kepada wartawan, Jumat (21/5/2021).

Dia berkata, fenomena kebocoran data sangat mengkhawatirkan karena memungkinkan informasi sensitif dan penting warga Indonesia jatuh ke tangan pihak yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut akan sangat berbahaya dan merugikan negara jika disalahgunakan.

Sahroni menilai, seringnya fenomena kebocoran data pribadi menunjukkan bahwa otoritas maupun publik di Indonesia belum serius melindungi data penduduk.

"Isu kebocoran data pribadi penduduk ini bukan yang pertama kalinya. Kemarin sudah sempat juga ada isu jual data pasien Covid-19 di Indonesia," tutur Sahroni.

"Hal ini menunjukan bahwa Indonesia belum serius untuk melindungi data pribadi, berbeda dengan negara-negara lain yang justru sangat serius memikirkan perlindungan data pribadi warganya. Hal ini juga dikarenakan kesadaran masyarakat yang masih rendah terhadap keamanan data pribadinya," imbuh dia lagi.

Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto dalam kesempatan berbeda menyatakan telah membentuk tim khusus di bawah Dirtipidsiber untuk mengusut perkara ini hingga tuntas.

"Sedang dipersiapkan mindik [administrasi penyidikan] untuk legalitas pelaksanaan anggota di lapangan. Saat ini dari Kominfo, Kependudukan dan BPJS sedang mendalami hal kebocoran tersebut," ucap Agus.

Sebelumnya data 279 juta penduduk Indonesia diduga bocor dan dijual di forum peretas Raid Forums pada 12 Mei 2021.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, data itu diunggah oleh akun bernama kotz. Dalam deskripsinya, data yang dimilikinya itu terdiri dari nama lengkap, KTP, nomor telepon, email, NID, dan alamat.

Akun itu juga memberikan 1 juta data sampel secara gratis untuk diuji dari 279 juta data yang tersedia. Bahkan, akun tersebut menyatakan ada 20 juta data foto pribadi di dalam data yang dimilikinya itu.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengklaim telah mengajukan pemblokiran terhadap dua dari tiga situs untuk mengunduh satu juta dari 279 juta data penduduk Indonesia yang bocor dan dijual Raid Forums.

Dari jumlah 279 juta data yang ramai diperbincangkan, Kominfo menemukan kurang dari 1 juta di antaranya diduga kuat dari data BPJS Kesehatan yang bocor.

 

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar