Waspada! BMKG Ungkap Fakta Baru Soal Gempa di Pesisir Selatan Jawa

Sabtu, 22/05/2021 07:45 WIB
BMKG ingatkan warga di wilayah pesisir selatan Jawa karena terjadi peningkatan aktivitas gempa selama Mei 2021 (detikcom)

BMKG ingatkan warga di wilayah pesisir selatan Jawa karena terjadi peningkatan aktivitas gempa selama Mei 2021 (detikcom)

Jakarta, law-justice.co - Setelah terjadi gempa dengan magnitudo 5,9 di Blitar, Jawa Timur pada Jumat (21/5/2021) malam, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) langsung menemukan ada peningkatan signifikan aktivitas kegempaan di wilayah Pesisir Selatan Jawa pada Mei 2021.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkapkan, peningkatan kejadian gempa pada bulan ini terjadi setelah guncangan yang muncul pada April lalu di selatan Jawa Timur. Karena itu dia pun mengingatkan pemerintah daerah di sepanjang pesisir selatan Jawa untuk mewaspadai situasi tersebut.

"Ini harus dibuka, ini bukan data rahasia, dan kami mohon dengan informasi ini, terutama pemerintah daerah di wilayah sepanjang pesisir Jawa maupun provinsi yang memiliki pesisir selatan, perlu mewaspadai aktivitas kegempaan yang signifikan," kata Dwikorita, Jumat (21/5/2021) malam.

Dwikorita juga meminta Pemda untuk segera memastikan konstruksi bangunan di pesisir selatan Jawa, terutama fasilitas publik seperti gedung sekolah dan perkantoran terkait kesesuaian dengan standar bangunan tahan gempa.

Langkah itu dimaksudkan sebagai antisipasi peningkatan kejadian gempa bumi, yang berdasarkan sejarah kegempaan di wilayah tersebut dapat melampaui magnitudo 6 dan berpotensi tsunami.

Kedatangan gempa besar tersebut, kata Dwikorita, tidak bisa dipastikan kapan terjadinya. Meski begitu, lanjut dia, situasi ini tidak perlu ditanggapi dengan kepanikan. Ia menuturkan bakal segera menyiapkan bangunan yang cukup kuat terhadap gempa.

"Gempa ini merupakan alarm untuk kita segera menyiapkan aspek keselamatan bangunan dan evakuasi apabila skenario terburuk terjadi," ujarnya.

Sebelumnya, gempa di tenggara Kabupaten Blitar, Jawa Timur ada Jumat (21/5) pukul 19.09 WIB terjadi akibat aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia.

"Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat subduksi Lempeng Indo-Australia yang menghunjam Lempeng Eurasia," terang Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Bambang Setiyo Prayitno.

BMKG semula menyatakan gempa yang berpusat di laut sekitar 57 kilometer arah tenggara Kabupaten Blitar di kedalaman 110 kilometer ini berkekuatan magnitudo 6,2. Tapi kemudian angka itu dimutakhirkan menjadi magnitudo 5,9.

Menurut hasil monitoring BMKG, hingga pukul 20.00 WIB terjadi dua kali gempa bumi susulan dengan magnitudo 3,1 dan 2,9 setelah gempa dengan magnitudo 5,9 di Blitar. Sementara Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menuturkan pengamatan hingga pukul 23.00 WIB mencatat empat kali aktivitas gempa susulan dengan magnitudo berkisar 2,7 dan 3,1.

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar