TNI Disebut Tembak Mati 3 Orang Wanita di Papua, Benarkah?

Senin, 17/05/2021 10:52 WIB
Gerakan papua merdeka (pikiran rakyat)

Gerakan papua merdeka (pikiran rakyat)

Jakarta, law-justice.co - Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) III menyebut bahwa kabar soal ada 3 wanita di Kabupaten Puncak, Papua, tewas ditembak militer Indonesia adalah tidak benar.

Kabar itu beredar dari pemberitaan sebuah media online.

"Tidak ada kejadian seperti yang diberitakan," ujar Kapen Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suristiawa, Senin (17/5/2021).

Kata dia, kabar hoax tersebut disebarkan organisasi Papua merdeka (OPM).

Suriastawa mengatakan kelompok teroris OPM didukung front politik dan klandestin di antaranya jurnalis, media, dan pegiat media sosial (medsos) yang aktif menyebarkan hoax untuk menyudutkan pemerintah.

"Kalau teroris OPM membakar sekolah, membunuh guru dan menebar teror lain, pendukung mereka ini tidak komentar apa pun," tambahnya.

Hoax ini juga ikut disebarkan aktivis pro-Papua merdeka, Veronica Koman, lewat medsos Twitter. Suriastawa mengatakan hoax ini disebarkan pendukung teroris OPM untuk memfitnah tim gabungan TNI-Polri.

"Itu memang link mereka, setidaknya ada 2 media online yang pimrednya sangat intens hubungan dengan Si Koman itu. Setiap propaganda yang dimuat media pendukung kelompok teroris OPM ini, selalu jadi bahan tweet-nya," ujar Suriastawa.

Menurutnya, penggalangan opini lewat hoax ini dibuat untuk menarik perhatian publik. Selain hoax militer menembak 3 wanita, pendukung teroris OPM menyebar fitnah soal hancurnya Gereja Kingmi yang tujuannya memprovokasi jemaat gereja, baik lokal, nasional, maupun internasional.

Menurutnya, terdesaknya kelompok teroris OPM ini memancing respons pendukungnya untuk menyebar fitnah dan berita bohong.

Sementara itu, Kasatgas Humas Nemangkawi Kombes, M Iqbal Alqudussy juga menegaskan bahwa berita tersebut hoax.

Dia mengimbau masyarakat tak terprovokasi berita yang disebar pendukung teroris KKB karena penegakan hukum dilakukan secara tegas dan terukur.

"Saat ini saya berada di Ilaga bersama Dandim dan Kapolres dan berita yang dimuat media (menyebut sebuah media online) itu adalah berita bohong," kata Iqbal dalam keterangan yang sama.

Sebelumnya beredar kabar pasukan gabungan militer Indonesia yang terdiri dari gabungan TNI dan Polri telah menembak mati tiga anak perempuan muda di distrik Ilaga Utara, Kab. Puncak, provinsi Papua.

Ketiga anak perempuan muda tersebut menjadi korban keganasan aparat dalam operasi militer yang sedang berlangsung dalam rangka mengejar Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) sejak 27 April 2021.

Dari laporan warga yang didapatkan suarapapua.com, Minggu (16/5/2021) menyebutkan bahwa ketiga anak perempuan muda itu ditembak mati pada Sabtu (15/5/2021) kemarin.

Ketiga anak perempuan muda yang dibunuh militer Indonesia tersebut adalah Neri Murib (12) korban adalah anak perempuan, Rana Tabuni (16) korban adalah anak perempuan dan Siska Mom (20) juga perempuan.

“Mereka dibunuh dalam serangan udara dengan helikopter di Ilaga Utara. Helikopter menyerbu dan menembak membabi buta di gereja Kingmi Kabuki. Gereja hancur dan tiga perempuan muda itu ditembak mati,” ungkap sumber dari Ilaga, Papua.

Dalam empat hari terakhir, menurut sumber informasi tersebut melaporkan, aparat dan TPNPB terlibat kontak tembak selama 5 hari terakhir.

Selain 3 perempuan muda yang ditembak mati tersebut, sebelumnya aparat juga menembak mati Timika Wanimbo, seorang anggota TPNPB dan ajudan komandan batalion Pintu Angin, Lesmin Waker.

Untuk diketahui, Lesmin Waker masih hidup dan belum ditembak mati. Berita yang beredar di Jakarta dan Papua bahwa Lesmi ditembak mati adalah informasi palsu dan hoaks. Yang benar adalah aparat tembak mati Timika Wanimbo.

Pemerintah sebelumnya menetapkan kelompok kriminal bersenjata KKB sebagai teroris sejak 29 April 2021.

TNI-Polri terus mengejar dan menindak karena front bersenjata OPM ini terus menebar teror ke masyarakat, termasuk dunia pendidikan dan penerbangan sipil.

Beberapa waktu terakhir, Tim Gabungan TNI-Polri menangkap provokator kerusuhan pendukung teroris OPM, Victor Yeimo, menguasai markas teroris kelompok Lekagak Talenggen di Wuloni dan Tagalowa, Distrik Ilaga.

Tak lama kemudian, di Distrik Ilaga, beberapa anggota teroris OPM ditembak tim gabungan dan ada juga 3 orang yang menyerahkan diri.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar