Ahmad Khozinudin, Sastrawan Politik

Turki Tidak Lakukan Apapun Kecuali Kecaman Sama dengan Jokowi

Sabtu, 15/05/2021 09:49 WIB
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Foto: The Time of Israel)

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan (Foto: The Time of Israel)

Jakarta, law-justice.co - Sebagaimana saya tegaskan dalam artikel sebelumnya, seluruh penguasa negeri kaum muslimin tak terkecuali, termasuk Erdogan dan Jokowi, tak melakukan apapun kecuali hanya kecaman dan kutukan. Satu tindakan, yang bisa dilakukan oleh siapapun, termasuk saya sebagai warga negara biasa.

Apa yang beredar di media sosial, seolah Turki dan Yordan telah mengirimkan pasukan, bergabung dengan Hamas dan al Qosam, tak lebih hanyalah gorengan narasi kosong tanpa isi, tanpa fakta yang bisa dijadikan argumentasi. Narasi ini justru semakin menambah pilu, menambah sesak dada kaum muslimin khususnya saudara kita di Palestina.

Sejak Serangan biadab yang dilakukan oleh Entitas Najis Israel terhadap Palestina, Turki melalui Erdogan hanya mendesak agar dikirim pasukan perdamaian PBB. Itupun, dilakukan Erdogan dengan harus terlebih dahulu menghubungi Putin, Presiden Rusia yang ikut bertanggungjawab atas sejumlah pembantaian kaum muslimin di Suriah.

Sebelumnya, Recep Tayyip Erdogan hanya mampu mengajak dunia internasional serta negara-negara Muslim untuk mengambil tindakan tegas terhadap aksi Israel terhadap Palestina.

"Saya mengundang seluruh dunia, terutama negara-negara Islam, untuk mengambil aksi efektif terhadap serangan-serangan Israel kepada Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, dan rumah rakyat Palestina," ujar Erdogan via Twitter, dikutip Selasa (11/5/2021).

Telpon Erdogan ke Putin dan Undangan untuk mengambil tindakan tegas kepada Israel terbukti tidak digubris Israel. Menjelang Idul Fitri, Israel kembali mengirimkan pesawat tempur untuk memborbardir Palestina yang menarget sejumlah gedung.

Maan News malporkan, serangan udara terus-menerus dilakukan militer Israel pada Rabu (13/5) malam hingga Kamis (13/5) pagi. Suara takbir yang dilantunkan dari masjid-masjid bersahutan dengan suara ledakan dan raungan pesawat Israel yang mencari target baru untuk dibom.

Beberapa warga Jalur Gaza dilaporkan masih tetap menghadiri Shalat Idul Fitri di tengah ancaman bom tersebut. Mereka mengabaikan imbauan dari Kementerian Waqaf Palestina agar melakukan ibadah di rumah saja mengingat berbahayanya situasi di Gaza. Hingga Kamis pagi, jumlah warga Palestina yang gugur telah mencapai 69 orang, sementara 370 warga terluka. Di antara yang gugur, tak sedikit perempuan dan anak-anak.

Adapun Jokowi, tak jauh beda dengan Erdogan bahkan lebih buruk. Kutukan terhadap Israel yang disampaikan Jokowi, tak akan mengubah apapun yang terjadi di Palestina. Kutukan ini, hanya menjadi komoditi politik untuk mengalihkan kemarahan umat Islam Indonesia, yang sebelumnya dicederai oleh ujaran bipang ambawang.

Jadi, tak ada yang dilakukan seluruh penguasa negeri Islam. Tidak Turki, tidak Mesir, Arab Saudi, Lebanon, UEA, Pakistan, Iran, dll, semua hanya diam dan kalaupun bereaksi hanya sekedar kecaman. Padahal, jika mereka serius menolong Palestina, kurang dari 1x24 Jam, Israel pasti menyerah dan selamanya tidak akan pernah lagi menyakiti kaum muslimin di Palestina.

Semua itu membuktikan, demokrasi dan nasionalisme tidak pernah menolong kaum muslimin. Nasionalisme dalam sistem negara bangsa, menjadikan tentara haram digerakkan untuk menolong saudara muslim di Palestina. Demokrasi yang diperebutkan oleh penguasa, hanya digunakan untuk mengokohkan kekuasaan, bukan untuk menolong Islam..

(Tim Liputan News\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar