IHSG Senin (10/5) Lanjut Lemah, Saham Transportasi Punya Tren Positif

Minggu, 09/05/2021 16:00 WIB
IHSG (ANTARA)

IHSG (ANTARA)

Jakarta, law-justice.co - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,70% atau 41,93 poin ke 5.928,31 pada Jumat (7/5), Dalam sepekan, IHSG melemah 1,12%.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama menilai pelemahan IHSG pekan ini terjadi seiringan dengan antisipasi pelaku pasar terhadap kebijakan bank sentral. "Pelonggaran dari kebijakan moneter Fed berpotensi memberikan tekanan volatilitas pada pasar emerging markets," ujar Okie


Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana menambahkan, selama sepekan ini sebetulnya rilis data ekonomi dalam negeri Indonesia bisa dikatakan cukup baik dan harga-harga komoditas yang cenderung baik.

Namun demikian, pergerakan IHSG juga dipengaruhi oleh pergerakan bursa global dan sentimen global seperti peningkatan kasus Covid-19 dan mutasinya di berbagai negara sehingga menyebabkan lockdown kembali di berbagai negara.

Untuk sepekan ke depan, MNC Sekuritas memperkirakan pergerakan IHSG berpeluang menguat. "Kami memperkirakan pergerakan IHSG berpeluang menguat dengan rentang 5.917-5.950," ujar Herditya, dilansir Minggu (9/5/2021)

Sementara, Pilarmas Investindo menilai pergerakan IHSG pekan depan cenderung bergerak melemah terbatas. Menurutnya, pendeknya hari bursa dan minimnya trigger fundamental pada pekan ini memberikan dampak pada psikologis pelaku pasar.

Di sisi lain, saat ini sentimen eksternal masih besar. Kendati begitu, pemulihan dari dalam negeri khususnya pada kuartal II diharapkan mampu mengembalikan antusias investor untuk kembali ke pasar saham.

"IHSG diproyeksikan bergerak dalam range yang tidak besar yaitu 5.883-5.997," papar Okie. Dia menilai saham-saham yang dapat dicermati pada pekan depan antara lain TBIG, TLKM, KLBF.


Indeks sektor transportasi dan logistik mencatatkan penguatan sebesar 8,83% secara year to date (ytd). Saham Adi Sarana Armada (ASSA) memimpin penguatan sebesar 214,54% secara ytd ke harga Rp 2.010 per saham. Harga saham Maming Enam Sembilan Mineral (AKSI) juga melonjak 89,61% ke harga Rp 785 per saham, serta saham Jaya Trishindo (HELI) melesat 76,85% ke harga Rp 382 per saham.

Selanjutnya, saham Samudera Indonesia (SMDR) menguat 60,56% secara ytd, disusul oleh saham Pelayaran Nelly Dwi Putri (NELY) sebesar 30,28%, diikuti saham emiten pelayaran yakni Temas (TMAS) dengan kenaikan harga saham 24,64%, Weha Transportasi Indonesia (WEHA) yang naik 23,81%, Batavia Prosperindo Trans (BPTR) menguat 22,22%, dan Transkon Jaya (TRJA) naik 9,65%.


Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, kenaikan saham-saham sektor transportasi dan logistik tak lepas dari sentimen pemulihan ekonomi Indonesia yang mulai bergerak. Meskipun dalam kecepatan lambat, Nico bilang hal ini menjadi salah satu momentum yang bagus bahwa perekonomian dalam negeri mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.

“Meskipun tidak merata di semua sektor, tapi satu sektor yang pulih akan memberikan multiplier effect kepada sektor lainnya. Ini yang tentu menjadi salah satu tanda bahwa pemulihan sudah berjalan,” ujar Nico

Dia menambahkan, sektor transportasi turut terkena dampak pandemi Covid-19 karena menurunnya mobilitas. Akan tetapi, sambung Nico, logistik tetap menjadi tumpuan lantaran virus corona membuat masyarakat menggunakan pengiriman untuk konsumsi yang mereka lakukan.

Ke depannya, Nico memandang sektor transportasi dan logistik masih positif dengan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksi di atas 5% tahun ini. Sebagai catatan, mobilitas masyarakat harus tetap diikuti dengan percepatan distribusi vaksin untuk bisa menopang pemulihan. Apabila distribusi vaksin tidak mampu menopang, maka perekonomian tentu tidak akan bisa unjuk gigi.

Oleh sebab itu, Nico menambahkan kenaikan emiten di sektor transportasi akan kembali kepada sejauh mana distribusi vaksin itu dilakukan. Menurut dia, distribusi vaksin mendorong pemulihan ekonomi sehingga memberikan masyarakat rasa aman untuk mulai melakukan konsumsi dan dapat mendorong mobilitas masyarakat bertambah.

“Otomatis tentu saja sektor transportasi dan logistik secara keseluruhan, pelan tapi pasti akan mengalami pemulihan bahwa lebih cepat dari yang kita perkirakan,” tambahnya.

Guna meningkatkan kinerja, emiten transportasi dan logistik juga bisa melakukan inovasi dan improvisasi dalam menjalankan bisnisnya. Nico mengatakan, inovasi dan improvisasi memegang peranan penting agar pelangganmenggunakan jasa mereka. Sebagai contoh ASSA yang sudah memulai diversifikasi bisnis ke bisnis pengiriman barang.

Dalam catatan Kontan, bisnis logistik end-to-end bernama Anteraja milik ASSA berhasil mencetak rekor pertumbuhan pendapatan selama tahun 2020 yang mencapai Rp 794,72 miliar di tahun 2020. Pendapatan ini melesat 841,99% dibandingkan dengan Rp 84,37 miliar di tahun 2019.

Dari jajaran saham-saham transportasi dan logistik, Nico menjagokan saham ASSA. Dia merekomendasikan beli saham ASSA dengan target Rp 2.650 per saham.

 

(Devi Puspitasari\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar