Dampak Bipang Ambawang, Tim Komunikasi Presiden Didesak Evaluasi

Minggu, 09/05/2021 11:59 WIB
Presiden Joko Widodo (Nawacita.co)

Presiden Joko Widodo (Nawacita.co)

Jakarta, law-justice.co - Hingga saat ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) ramai dikritik karena pidatonya yang mempromosikan babi panggang (bipang) Ambawang makanan khas Kalimantan di momen Lebaran. Tim komunikasi Jokowi pun disorot.

Sekretaris Fraksi PPP, Achmad Baidowi (Awiek), menilai tim komunikasi lalai. Awiek menyebut blunder ini sudah terjadi kesekian kali.

"Tim di sekitar presiden lalai sehingga menyebabkan polemik yang tidak perlu. Ini kesekian kalinya blunder komunikasi publik. Padahal kalau mendengar pernyataan Presiden secara utuh dari awal bahwa yang dimaksudkan adalah makanan ringan ala Lebaran, seperti bipang/jipang. Tapi menjadi misleading ketika dibarengi kata Ambawang," kata Awiek, kepada wartawan.

Awiek meminta tim komunikasi presiden memberi klarifikasi. Bahkan, menurutnya, perlu ada evaluasi tim komunikasi di Istana, sehingga tidak ada lagi kejadian blunder ke depannya.

"Ya memang harus diklarifikasi. Kalau bipang Ambawang kan jelas babi panggang. Kan tidak cocok dengan Lebaran," ujarnya.

"Perlu ada evaluasi terhadap tim komunikasi di lingkaran Istana. Karena blunder justru merugikan presiden," lanjut Awiek.

Sama halnya dengan Ketua Fraksi NasDem Ahmad Ali, yang juga menyoroti tim komunikasi Jokowi atau pembuat naskah pidato saat itu. Ali meyakini Jokowi tidak mungkin mengatakan hal itu secara sengaja.

"Yang salah orang yang memberikan materi ke dia (Jokowi), jadi beliau cuma membaca doang narasi yang diberikan, karena nggak mungkinlah Pak Jokowi sengaja untuk mengatakan itu," ujarnya.

Ali meminta tim komunikasi Jokowi meluruskan supaya tidak ada kesalahpahaman yang berkepanjangan. Meskipun, menurutnya, Jokowi berbicara itu dalam konteks mempromosikan makanan khas Nusantara di luar kaitan dengan momen Lebaran.

"Sebenarnya niatnya kemudian menghidupkan ekonomi keberpihakan terhadap produk lokal. Jadi tujuannya di situ untuk mempromosikan makanan khas lokal. Jadi ya perlu diluruskan saja, karena akan terjadi kesalahpahaman kan, babi itu kan untuk umat Islam sangat diharamkan ditambah momen Lebaran yang sakral. Saya rasa tidak mungkin itu sengaja diucapkan Pak Jokowi," ujarnya.

Sementara itu, elite PDIP, Hendrawan Supratikno, meminta masyarakat melihat konteks ucapan Jokowi secara luas. Menurutnya, hari raya Lebaran merupakan festival budaya bangsa yang tidak hanya dimiliki umat Islam.

"Yang saya tahu persis, Lebaran telah bermetamorfosa tidak hanya milik umat muslim, tetapi sudah menjadi festival budaya bangsa. Umat nonmuslim menikmati Lebaran dengan sangat antusias, seperti untuk silaturahim keluarga dan wisata kuliner," ujarnya.

"Yang menarik, tidak sedikit orang-orang yang semula memilih tunjangan natal dan akhir tahun, sekarang minta dibayarkan pada saat Idul Fitri. Jadi saya melihat ajakan tersebut dalam perspektif budaya. Apalagi konteknya pada tradisi mudik yang tahun ini kembali menghadapi kendala COVID," lanjutnya.

Seperti diketahui, video pidato Jokowi yang mempromosikan bipang Ambawang khas Ambawang, Kalimantan Barat, viral di media sosial. Video tersebut disorot karena bipang dinarasikan sebagai babi panggang yang termasuk makanan haram bagi umat Islam.

Dilihat, potongan video Jokowi soal bipang Ambawang itu diunggah oleh akun Twitter @BossTemlen. Video itu telah di-retweet ribuan kali. Narasi pada caption video tersebut mempertanyakan mengapa Jokowi mempromosikan bipang Ambawang pada saat Lebaran.

Dalam khazanah kuliner Indonesia bipang bisa berupa kue beras dan ada pula bipang babi panggang. Namun narasi yang beredar di media sosial adalah bipang babi panggang.

Berdasarkan penelusuran, video tersebut merupakan potongan video pidato Jokowi yang diunggah di akun YouTube Kementerian Perdagangan pada 5 Mei 2021. Video bertajuk `05.05 Hari Bangga Buatan Indonesia` itu berisi acara peringatan bangga dengan produk lokal.

Selain Jokowi, ada sejumlah menteri yang juga berbicara dalam video tersebut. Jokowi pun awalnya mengingatkan bahwa saat ini pemerintah melarang mudik Lebaran demi keselamatan warga.

"Bapak/Ibu dan Saudara-saudara sekalian, sebentar lagi Lebaran. Namun, karena masih dalam suasana pandemi, pemerintah melarang mudik untuk keselamatan kita bersama," kata Jokowi dalam video tersebut.

Dia lantas mengimbau warga memesan kuliner khas daerah secara daring. Salah satu yang dia sebut ialah bipang Ambawang, yang merupakan babi panggang khas Kalimantan Barat.

"Untuk Bapak/Ibu dan Saudara-saudara yang rindu kuliner khas daerah atau yang biasanya mudik membawa oleh-oleh, tidak perlu ragu untuk memesannya secara online. Yang rindu makan gudeg Jogja, bandeng Semarang, siomay Bandung, pempek Palembang, bipang Ambawang dari Kalimantan, dan lain-lainnya, tinggal pesan. Dan makanan kesukaan akan diantar sampai ke rumah," ujar Jokowi.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi juga telah menjelaskan maksud dari video Presiden Jokowi yang mempromosikan bipang Ambawang khas Ambawang, Kalimantan Barat. Dia menegaskan bahwa video tersebut dimaksudkan untuk promosi produk lokal.

"Berkaitan dengan pernyataan bipang Ambawang, yang pertama kita harus melihat dalam konteks keseluruhan pernyataan bapak Presiden ada dalam video yang mengajak masyarakat Indonesia untuk mencintai dan juga membeli produk lokal," kata Mendag Muhammad Lutfi dalam video yang diunggah di akun YouTube Kemendag, Sabtu (8/5).

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar