PKS: Ada Upaya Hapus Jejak Habibie Usai Perombakan Lembaga Iptek

Sabtu, 08/05/2021 14:30 WIB
Tokoh iptek bangsa, BJ Habibie. (Indonesian Biography).

Tokoh iptek bangsa, BJ Habibie. (Indonesian Biography).

law-justice.co - Anggota Komisi VII DPR RI, Mulyanto, mensinyalir ada upaya dehabibienisasi atau menghapus jejak tokoh bangsa, BJ Habibibe, terkait perombakan kelembagaan Iptek belakangan ini. Ia merasa banyak sekali peninggalan Habibie yang hilang.


"Saya mencatat akhir-akhir ini saja telah hilang atau segera dilebur kelembagaan Dewan Riset Nasional (DRN), Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) dan Badan Pengkajian Penerapan Teknologi (BPPT), LIPI, BATAN dan LAPAN. Sebelumnya telah dihapus Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS), Dewan Standarisasi Nasional (DSN) serta dimuseumkannya N-250 Si Gatot Kaca," kata Mulyanto dalam keterangan tertulis, Sabtu (8/5/2021).

Mulyanto menegaskan negara tidak bisa begitu saja menghilangkan jejak pengembangan Iptek yang sudah dibangun susah payah oleh Begawan Teknologi BJ Habibie. Bangsa ini harus mengakui bahwa Habibie berhasil membangun struktur pembangunan teknologi Iptek (techno-structure) yang kokoh dan bermanfaat di Indonesia.

"Pak Habibie berhasil membangun human-ware (SDM), technoware (peralatan), orgaware (kelembagaan) maupun infoware (jaringan) yang berujung pada beroperasinya Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS). BUMNIS ini merupakan wahana anak bangsa memproduksi peralatan Hankam dan sipil canggih mulai dari pesawat, kapal, tank, senjata, peledak, industri berat sampai elektronik," jelas Mulyanto.

Wakil Ketua Frakso PKS DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan ini menambahkan, ide pengembangan Iptek Habibie sangat visioner. Ia ingin membangun kedaulatan dan kemandirian bangsa di berbagai bidang, agar Indonesia tidak tergantung dan didikte oleh pihak asing.

Apalagi, Indonesia adalah negara kepulauan, yang membutuhkan infrastruktur transportasi antar-pulau dalam rangka membangun persatuan dan kesatuan bangsa.

Jauh-jauh hari, lanjut Mulyanto, Habibie sudah mengibarkan upaya membangun keunggulan bersaing bangsa ini di samping terus mendayagunakan keunggulan SDA yang ada.

"Ketimbang terlena pada kelimpahan SDA yang suatu saat akan habis dan kita terperangkap pada “kutukan SDA”, beliau meletakan dasar bagi ekonomi berbasis Iptek. Tujuannya agar kita menjadi negara yang digerakkan oleh inovasi," katanya.

Lebih jauh Mulyanto menerangkan, saat Indonesia jatuh krisis dan pemerintah memanggil IMF serta menandatangani letter of intent (Lol), yang menjadi sasaran tembak pertama kali adalah program-program kedaulatan teknologi bangsa, seperti Industri pesawat terbang Nusantara.

Hari ini, pemandangan yang nampak adalah SDM dan peralatan teknologi yang makin menua serta kelembagaan Iptek yang satu demi satu berguguran.

"Ini semua harus menjadi bahan renungan kita bersama dalam rangka membangun bangsa yang berdaulat, bangsa inovasi ke depan," tandas Mulyanto.

(Muhammad Rio Alfin\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar