Jokowi Dituding Tutupi Aksi Pro China dengan Isu Islam Radikal

Sabtu, 08/05/2021 09:41 WIB
Ekonom senior Rizal Ramli tuding Presiden Jokowi tutupi aksi pro China dengan munculkan isu Islam radikal (pinterpolitik)

Ekonom senior Rizal Ramli tuding Presiden Jokowi tutupi aksi pro China dengan munculkan isu Islam radikal (pinterpolitik)

Jakarta, law-justice.co - Pemerintahan Jokowi disebut tengah pro terhadap China. Namun, aksi itu ditutupi Presiden Joko Widodo dengan memainkan isu Islam radikal. Hal itu disampaikan oleh ekonom senior Rizal Ramli.

Menurutnya, Indonesia tengah berada dalam kepungan perubahan geopolitik dengan aktor yang berkompetisi yaitu Amerika Serikat dan China.

"Apapun hari ini ada kompetisi yang luar biasa antara Amerika dan China," ujarnya seperti dikutip dari sebuah video yang diunggah kanal Youtube Bang Edy Channel, pada Rabu (5/5/2021).

Kata pria yang akrab disapa RR ini, dalam perebutan kekuasaan di mata dunia, dua negara yang tengah menguasai pasar ekonomi global itu, sudah pasti berebut hubungan strategis secara dominan dengan Indonesia. "Dalam konteks itu Indonesia menjadi sangat penting. Karena kita ini kan rajanya Asia Tenggara," ucapnya.

Pada zaman Presiden RI pertama, Soekarno, Rizal Ramli memaparkan satu contoh hubungan baik Indonesia dengan Amerika Serikat, meskipun di satu sisi pemerintah Soekarno kala itu juga menjaga hubungan baik dengan Uni Soviet.


Pada tahun 1950-1960, kondisi politik Indonesia tengah berkecamuk kembali, karena Belanda berusaha agar Irian Barat tetap menjadi wilayah jajahannya. Namun, kata Rizal Ramli, Indonesia berusaha agar Irian Barat (sekarang Papua), kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.

Dalam menyelesaikan masalah itu, RR menjelaskan bahwa Soekarno meminta bantuan kepada Presiden Amerika Serikat John F. Kennedy untuk menekan Belanda, agar mengembalikan Papua kepada Indonesia.

"Bung Karno pinter dia. Dia beli (alutsista ke Rusia) dapat diskon tinggi. Angkatan Laut Indonesia, Angkatan Udara Indonesia jadi paling kuat di Asia. Abis itu dia ke Washington ketemu Kennedy," kata Rizal Ramli.

"Soekarno langsung bluff Kennedy, `kalau kamu kasih Papua ke orang Belanda, saya punya Angkatan Laut, Angkatan Udara paling kuat`. Yang harusnya Amerika dukung Belanda kembali ke Irian, akhirnya Kennedy putuskan Irian ke Indonesia saja," sambungnya.

Namun pada hari ini, Rizal Ramli melihat pergeseran Geo Politik yang ada justru ikut mengubah prinsip hubungan internasional Indonesia, yang mulanya berprinsip bebas aktif pada zaman Bung Karno menjadi lebih dominan ke satu pihak saja.

"Hari ini gimana? Indonesia buat orang yang mengerti, analis yang mengerti dari luar negeri, sudah tau. Ini lebih pro Beijing (China). Tetapi tertutup oleh isu Islam Radikal," paparnya.

Oleh karena itu, Rizal Ramli berkesimpulan isu Islam Radikal yang mengemuka di publik sengaja dimunculkan pemerintahan Presiden Joko Widodo, guna menutup hubungannya yang begitu erat dengan China.

"Negara-negara seperti China, Rusia, Eropa, Amerika, enggak suka Islam radikal kuasai Indonesia. Oleh karena itu dia lihat, yang kuasa kan pompa terus (isu) Islam Radikal, sengaja. Secara internasional image Indonesia cukup sangat anti Islam radikal radikul," tutur RR.

"Jadi ke tutup. Kalau begitu, oke lah biar saja dia yang kuasa. Padahal ada bahaya, ini pemerintah makin lama makin dekat sama Beijing begitu," tutupnya.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar