China Bebas Kemana-mana di Saat Dunia Dilanda Covid-19

Sabtu, 08/05/2021 09:17 WIB
Masyarakat China sudah bebas kemana-mana untuk berwisata (kompas)

Masyarakat China sudah bebas kemana-mana untuk berwisata (kompas)

Jakarta, law-justice.co - Dunia tengah bertarung melawan pandemi Covid-19 yang belum juga mereda hingga saat ini. Namun, hal berbeda justru terjadi di China yang menjadi negara asal virus Corona. Mereka sepertinya benar-benar sudah bebas Covid-19 karena jumlah pengeluaran wisata domestik yang dilakukan masyarakat China meningkat.

Aturan penutupan perbatasan dan tingkat infeksi virus corona yang rendah membuat masyarakat mulai berani berwisata. Dilansir dari The Straits Times, Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata China mengatakan sekitar 230 juta perjalanan dalam negeri dilakukan selama lima hari libur "Minggu Emas" di bulan Mei ini yang berakhir Rabu (5/5/2021) lalu.

"Jumlah tersebut meningkat 3% dari angka pandemi," tulis media itu mengutip kementerian setempat, Jumat (7/5/2021).

Industri pariwisata menunjukkan pemulihan yang kuat antara April dan Agustus 2020 lalu. Namun, gelombang kedua kasus Covid-19 dan seruan kuat pemerintah untuk tinggal di rumah selama liburan Tahun Baru Imlek awal tahun ini menghambat pemulihan.

Tetapi angka-angka terus menunjukkan rebound sejak Festival Kubur Qingming bulan lalu. Meskipun memang, para turis pada akhirnya menghabiskan lebih sedikit dari sebelumnya.

Tercatat pula, wisatawan membayar 113,23 miliar yuan selama liburan. Jumlah ini mengalahkan 47,6 miliar yuan tahun lalu, periode ketika China baru saja pulih dari pandemi.

Sektor perjalanan mulai bangkit dengan batasan kapasitas yang ketat pada atraksi. Namun angka tersebut masih lebih rendah dari 117,7 miliar yuan yang dibelanjakan pada 2019.

Di Makau misalnya, wilayah dengan satu-satunya perjanjian "travel bubble" dengan daratan China ini, telah menyambut 165.500 pengunjung pada liburan akhir pekan. Angka resmi menunjukkan jumlah tersebut jauh dari 531.000 pengunjung pada 2019, di mana banyak di antaranya datang dari Hong Kong.

Berbeda dengan China yang sudah bisa berwisata dalam negeri, negara-negara di sebagian besar benua Asia malah mengalami kenaikan kasus Covid-19 yang parah. Salah satunya India yang mengalami kenaikan kasus harian corona terbanyak sejauh ini.

Berdasarkan data Worldometers per Jumat (7/5/2021), India mencatat 414.433 kasus infeksi dan 3.920 kematian baru dalam sehari sehingga totalnya menjadi 21.485.285 kasus infeksi dan 234.071 kematian.

Akibat tingginya kasus infeksi baru, situasi corona di India kian parah. Banyak rumah sakit di negara bagian yang kekurangan oksigen karena tingginya angka penularan.

Di ASEAN, Singapura dan Malaysia memperlihatkan kenaikan kasus. Singapura mencatat 18 kasus infeksi dalam sehari, menjadi total 61.286 infeksi tanpa penambahan 31 kasus kematian.

Malaysia mencatat 3.551 kasus infeksi dan 19 kematian baru dalam sehari, menjadi total 427.927 kasus positif dan 1.610 kematian. Kenaikan kasus dua hingga empat digit juga terjadi di Filipina, Kamboja, Laos, Myanmar, Thailand dan Vietnam.

Sementara di Asia Timur, Jepang mencatat 3.763 infeksi dan 47 kematian baru, menjadi 616.123 kasus infeksi dan 10.517 kematian. Korea Selatan mencatat kenaikan kasus positif tiga digit, yakni 574 infeksi dan 4 kematian, menjadi 125.519 kasus infeksi dan 1.851 kematian.

Jika digabungkan, seluruh negara di benua Asia mencatat kenaikan 519.678 kasus infeksi dan 5.483 kematian. Ini menjadikan total 42.485.041 orang yang positif dan 552.523 kematian sejauh ini.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar