Cara dan Tahapan Untuk Menjadi Pelatih di Klub Sepakbola

Rabu, 05/05/2021 14:08 WIB
Ilustrasi

Ilustrasi

law-justice.co - Banyak pemain yang setelah pensiun memilih pelatih sebagai profesi berikutnya. Lalu, bagaimana cara untuk menjadi pelatih klub di Indonesia? Hal pertama yang harus dipahami, adalah seseorang tanpa pengalaman bermain profesional pun bisa menjadi pelatih.

Prosedur kursus kepelatihan di setiap negara mengikuti aturan konfederasi sepakbola benua masing-masing. Indonesia mengacu pada prosedur Federasi Sepakbola Asia (AFC) untuk mendapatkan lisensi kepelatihan. Ada empat lisensi kepelatihan menurut AFC, yaitu Grassroots (lisensi D Nasional), C AFC, B AFC, A AFC, dan AFC Pro.

Lisensi kepelatihan tertinggi saat ini adalah AFC Pro. Setiap orang, yang ingin memiliki lisensi AFC Pro, harus memiliki lisensi lebih rendah, mulai dari lisensi D Nasional hingga A AFC.

Tahapan pertama yang harus dilalui, adalah mendapatkkan lisensi D Nasional. Sesuai namanya, lisensi D Nasional bisa didapatkan jika seseorang mengikuti kursus yang diadakan oleh federasi sepakbola masing-masing.

PSSI menyelenggarakan kursus kepelatihan lisensi D Nasional melalui Asprov (Asosiasi Sepakbola Tingkat Provinsi) atau Askot (Asosiasi Sepakbola Tingkat Kota). Ada persyaratan yang wajib dilengkapi oleh setiap peserta kursus.

Setiap peserta harus mendapatkan surat rekomendasi dari SSB (Sekolah Sepakbola) yang terdaftar di Asprov atau Askot. Setelah mengikuti kursus dan lulus, lisensi D Nasional bisa dimiliki dan Anda bisa melatih SSB. Selanjutnya, Anda bisa mengikuti kursus kepelatihan C AFC asal melengkapi beberapa syarat, yaitu mantan pemain tim nasional atau lisensi D Nasional, aktif melatih di level grassroots (SSB) selama minimal enam bulan.

Jika lulus kursus, Anda akan mendapatkan lisensi C AFC. Anda bisa menjadi pelatih kepala klub Liga 3, pelatih kepala Elite Pro Academy (U-18 dan U-16), pelatih kepala klub Liga 1 putri, dan asisten pelatih kepala klub Liga 2 dengan lisensi C AFC.

Setelah minimal dua tahun melatih dengan lisensi C AFC, Anda bisa mengikuti kursus kepelatihan B AFC. Jika lulus dari kursus ini, Anda berpeluang menjadi pelatih kepala klub Liga 2, asisten pelatih kepala klub Liga 1, dan pelatih kepala di Elite Pro Academy U-20.

Kemudian, Anda bisa mengikuti kursus kepelatihan A AFC setelah punya pengalaman melatih minimal setahun sejak memiliki lisensi B AFC. Ujian Anda hadapi akan lebih sulit ketimbang sebelumnya, tetapi ada peluang lebih besar menanti Anda jika lulus. Anda bisa menjadi asisten pelatih kepala klub Liga 1, pelatih kepala klub Liga 1, pelatih tim nasional usia muda (U-16, U-19, U-23), tim nasional wanita, dan asisten pelatih kepala tim nasional senior.

Apabila Anda ingin mengambil kursus kepelatihan AFC Pro, Anda harus melatih dengan lisensi AFC A selama minimal lima tahun. Setelah lulus, Anda bisa menjadi pelatih kepala tim nasional senior dan pelatih kepala klub di kompetisi tertinggi kontinental, seperti Liga Champions Asia dan Piala AFC.

Setelah memiliki lisensi C AFC, B AFC, dan A AFC, ada kursus lagi yang bisa diambil. Anda bisa mengikuti kursus spesialisasi untuk menjadi pelatih fisik atau pelatih kiper. Baik pelatih fisik maupun pelatih kiper, memiliki tingkatan masing-masing.

Pelatih fisik memiliki level 1A, 1B, 2A, dan 2B. Lisensi B AFC bisa digunakan di level 1A dan 1B, sedangkan lisensi A AFC bisa dipakai untuk level 2A dan 2B. Setelah lulus kursus, Anda nantinya bisa menjadi pelatih fisik klub Liga 1 (level 1A & 1B), pelatih fisik timnas U-16, U-19, U-23, Putri, dan senior (level 1A & 1B).

Sementara itu, pelatih kiper memiliki level 1 (lisensi C AFC), 2 (lisensi B AFC), dan 3 (lisensi A AFC). Usai lulus kursus, Anda bisa menjadi pelatih penjaga gawang klub Liga 1 (level 1), pelatih penjaga gawang timnas U-16, U-19, U-23, dan Putri (level 1) dan senior (level 2).

Itulah tahapan-tahapan untuk menjadi pelatih. Selain punya keinginan, Anda juga harus menyiapkan modal yang cukup besar karena ada biaya untuk setiap kursus tersebut.

(Hidayat G\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar