Situasi Myanmar Memanas, Pemberontak Tembak Jatuh Helikopter Militer

Senin, 03/05/2021 20:14 WIB
Pemberontak tembak jatuh helikopter militer Myanmar (medcom)

Pemberontak tembak jatuh helikopter militer Myanmar (medcom)

law-justice.co - Situasi di Myanmar makin panas. Selain aksi protes dari warga sipil yang belum juga reda, kini serangan dari pemberontak terus mengancurkan militer Myanmar. Bahkan, tentara Kemerdekaan Kachin (KIA), salah satu kelompok pemberontak paling kuat di Myanmar, mengklaim telah menembak jatuh sebuah helikopter militer Myanmar. Penembakan dilakukan saat kelompok pemberontak ini membalas serangan udara yang dilancarkan militer Myanmar.

Seperti dilansir Reuters, Senin (3/5/2021), Kepala Departemen Informasi Tentara Kemerdekaan Kachin, Naw Bu, menuturkan bahwa helikopter militer itu ditembak jatuh pada Senin (3/5) pukul 10.20 waktu setempat di sebuah desa dekat kota Moemauk, Provinsi Kachin.

"Dewan militer melancarkan serangan udara di area tersebut sejak pukul 08.00 atau 09.00 pagi ini ... dengan menggunakan jet-jet tempur dan juga melepas tembakan menggunakan sebuah helikopter jadi kami balas menembak ke arah mereka," tutur Naw Bu dalam pernyataannya.

Dia menolak menyebutkan lebih lanjut jenis senjata yang digunakan. Portal berita lokal, MizzimaDaily dan Kachinwaves, juga melaporkan ditembak jatuhnya helikopter militer itu dengan menyertakan foto kepulan asap yang membubung dari daratan ke udara.

Salah satu warga setempat, yang enggan disebut namanya, menuturkan via telepon bahwa empat orang meninggal dunia di rumah sakit setelah peluru artileri mengenai sebuah biara di desa setempat

Reuters tidak bisa memverifikasi secara independen laporan itu. Juru bicara militer Myanmar belum bisa dimintai tanggapannya.

Diketahui bahwa pertempuran antara militer Myanmar dan kelompok pemberontak etnis minoritas di wilayah terpencil utara Myanmar dan perbatasan timur negara itu semakin meningkat sejak kudeta militer terjadi pada 1 Februari, yang melengserkan pemerintahan Aung San Suu Kyi.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) memperkirakan puluhan ribu warga sipil melarikan diri dari rumah masing-masing untuk menghindari pertempuran tersebut.

Unjuk rasa antikudeta juga masih berlanjut di berbagai wilayah Myanmar, dengan penindakan tegas masih dikerahkan oleh militer Myanmar. Pada Minggu (2/5) waktu setempat, pasukan keamanan Myanmar melepas tembakan ke arah demonstran dan menewaskan delapan orang.

Kelompok advokasi Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik melaporkan militer Myanmar telah menewaskan sedikitnya 765 demonstran sejak kudeta terjadi.

(Gisella Putri\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar