Tak Lagi Dipercayakan Jokowi, Bambang Brodjonegoro Langsung Jadi Komut

Jum'at, 30/04/2021 22:56 WIB
Bambang Brodjonegoro jadi Komisaris Utama Bukalapak (Foto: Ist)

Bambang Brodjonegoro jadi Komisaris Utama Bukalapak (Foto: Ist)

law-justice.co - Setelah tak lagi dipercayakan Presiden Joko Widodo menjadi Menteri Riset dan Teknologi (Ristek), Bambang Brodjonegoro langsung menduduki posisi penting di Bukalapak. Bambang ditunjuk sebagai komisaris utama di perusahaan e-commerce tersebut.

Selain Bambang, Putri Presiden ke-4 Indonesia Yenny Wahid juga mengisi posisi Komisaris.Ini merupakan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Bukalapak yang diselenggarakan hari ini (30/4/2021) yang dihadiri oleh para Komisaris, dan pemegang saham.

Mengomentari pengangkatan dan posisi barunya ini Bambang Brodjonegoro mengatakan antusiasmenya bekerja sama dengan Bukalapak.

"Inovasi dan teknologi menjadi aspek krusial yang perlu diadopsi oleh UMKM agar bisa berkembang. Menjadi bagian dari keluarga besar Bukalapak yang fokus menciptakan akses pasar berbasis teknologi diharapkan dapat memberikan dampak yang lebih besar pada adopsi teknologi di kalangan UMKM serta inovasi yang mengarah pada transformasi digital dan pertumbuhan UMKM," ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (30/4/2021).

Yenny Wahid mengungkapkan harapannya sebagai bagian dari Bukalapak.

"Bukalapak telah menciptakan platform pasar strategis bagi UMKM untuk terus tumbuh seiring perkembangan digital. Dengan bergabung di Bukalapak diharapkan dapat menciptakan sinergi yang melahirkan lebih banyak peluang usaha untuk membantu UMKM dan mendukung pemulihan ekonomi nasional," terangnya.

Dalam keterangan resmi yang sama, CEO Bukalapak Rahmat Kaimuddin mengatakan pada 2020 Bukalapak mencatatkan tambahan 4 juta penjual dan Mitra Bukalapak. Dengan demikian, Bukalapak kini memiliki lebih dari 6,5 juta Penjual, 7 juta Mitra Bukalapak, dan 100 juta pengguna, dimana 70% di antaranya didominasi oleh pengguna di luar kota besar.

"Hal ini menunjukkan bahwa digitalisasi Bukalapak tidak hanya berpusat di kota-kota besar tetapi juga di seluruh wilayah yang menghadapi tantangan akses dan infrastruktur. Bukalapak secara konsisten mengembangkan fitur dan layanan dalam Marketplace dan O2O (online ke offline) untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama selama situasi pandemi yang sedang berlangsung," tuturnya

(Nikolaus Tolen\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar