Joe Biden Menyatakan AS Ogah Berseteru dengan China dan Rusia

Kamis, 29/04/2021 13:33 WIB
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. (Foto: CNN).

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden. (Foto: CNN).

law-justice.co - Presiden Joe Biden menegaskan bahwa Amerika Serikat tidak ingin memiliki konflik dengan China dan Rusia.

Dalam pidato perdananya di hadapan Kongres usai menjabat pada 20 Januari lalu, Biden mengaku sudah menyampaikan sikap AS tersebut dalam perbincangan langsung dengan Presiden Xi Jinping dan Presiden Vladimir Putin.

Saat berbicara dengan Xi selama dua jam via telepon beberapa waktu lalu, Biden menegaskan bahwa, "[AS] menyambut baik persaingan dengan China, tetapi kami tidak mencari konflik."

Meski begitu, Biden menegaskan AS akan tetap membela kepentingan Negeri Paman Sam secara menyeluruh.

"Amerika akan berjuang menghentikan praktik perdagangan yang tidak adil dan melemahkan pekerja serta industri Amerika, seperti subsidi kepada perusahaan pelat merah hingga pencurian teknologi dan kekayaan intelektual Amerika," tutur Biden, Rabu (28/4).

"Saya juga mengatakan kepada Presiden Xi Jinping bahwa kami akan mempertahankan kehadiran militer yang kuat di Indo-Pasifik seperti yang kami lakukan dengan NATO di Eropa, bukan untuk memulai konflik tetapi justru untuk mencegahnya."

Dalam pidato itu, Biden turut membahas kedekatannya dengan Xi ketika keduanya sama-sama menjabat sebagai wakil presiden.

Ia juga mengatakan bahwa Xi yang menjadi salah satu pemimpin terkuat China selama bertahun-tahun telah memiliki rencana jelas dan tegas untuk masa depan Negeri Tirai Bambu.

"Dia sangat bersungguh-sungguh untuk menjadikan bangsanya paling signifikan dan berpengaruh di dunia," ucap Biden seperti melansir cnnindonesia.com.

Meski begitu, relasi AS dan China masih tetap dingin. Ketegangan antara kedua negara juga meningkat tajam selama beberapa tahun terakhir.

Ketegangan meliputi berbagai hal, mulai dari saling tuding soal kemunculan pandemi virus corona, isu Hong Kong, Taiwan, tuduhan penindasan terhadap etnis minoritas Uighur di Xinjiang, hingga agresivitas China di Laut China Selatan.

Dalam pidato kali ini, Biden juga membahas hubungan AS dengan Rusia. Biden berharap relasi AS-Rusia tidak semakin buruk di era kepemimpinannya.

Namun, di tiga bulan pertama Biden memerintah, AS menjatuhkan sanksi baru kepada Rusia, terkait beberapa hal, termasuk dugaan intervensi Kremlin dalam pemilu 2020 lalu. Biden juga sempat membuat Kremlin geram dengan menganggap Putin sebagai seorang pembunuh.

Namun, di sisi lain, Biden juga telah mengajak Putin bertemu empat mata demi menjaga stabilitas hubungan kedua negara.

"Saya mengatakan dengan sangat jelas kepada Putin bahwa kami tidak akan menimbulkan eskalasi, tetapi tindakan mereka tetap memiliki konsekuensi," kata Biden.

(Ade Irmansyah\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar