Terkuak! Komandan Nanggala Pernah Keluhkan Overhaul & Terus Tertunda

Selasa, 27/04/2021 10:11 WIB
Terbelah & 53 Awak Gugur, Ini Fakta Penting Tenggelamnya KRI Nanggala. (Pikiran Rakyat).

Terbelah & 53 Awak Gugur, Ini Fakta Penting Tenggelamnya KRI Nanggala. (Pikiran Rakyat).

law-justice.co - Kapal Selam KRI Nanggala 402 resmi dinyatakan berstatus subsunk alias tenggelam, Sabtu (24/4/2021).

Status subsunk diberikan setelah salah satu dari lima kapal selam milik TNI AL dinyatakan hilang kontak di perairan Bali pada Rabu (21/4/2021).

Sosok yang menjadi sorotan dari peristiwa tragis yang menimpa KRI Nanggala-402 adalah komandan dari kapal selam tersebut, Letkol Laut Heri Oktavian.

Sosok Heri Oktavian menjadi satu dari 53 kru yang berada di dalam KRI Nanggala-402, yang juga dikomandoi oleh Heri.

Terungkap Heri ternyata pernah mengeluhkan tentang overhaul KRI Nanggala-402 yang terus tertunda.

Keluhan sang komandan tertuang dalam artikel berjudul "Pesan dari Komandan KRI Nanggala-402" yang ditulis oleh Edna C Pattisna di kompas.id.

Dalam artikel tersebut, Edna menulis bahwa dirinya pertama kali bertemu dengan sosok Heri Oktavian ketika dirinya mendapatkan tugas untuk membuat tulisan tentang Satuan Kapal Selam di Surabaya.

Apalagi, menurut Edna, Heri Oktavian adalah sosok yang cerdas dan apa adanya dalam berbicara.

Sebuah sikap yang terkadang membuat keduanya bersitegang jika ada hal-hal yang membuat keduanya tidak sependapat.

Didorong oleh keakraban di antara keduanya itulah, Heri Oktavian kemudian tidak canggung untuk mengutarakan kondisi Korps Hiu Kencana (sebutan untuk Korps Kapal Selam Indonesia).

Bahkan, salah satu yang paling menonjol dalam tulisan Edna adalah bagaimana sebenarnya Heri Oktavian sudah mengeluhkan tentang kondisi KRI Nanggala-402.

Dalam artikel tersebut, Edna menyebut Heri sempat khawatir dengan rencana pembelian kapal selam bekas yang gosipnya pernah santer beredar.

Kegelisahan Heri Oktavian bukanlah tanpa alasan, sebab, jebolan Rajaratnam School of International Studies, Singapura tersebut sadar akan kebutuhan Korps Hiu Kencana.

"Ia menceritakan betapa TNI AL, khususnya korps Hiu Kencana, membutuhkan kapal selam yang mumpuni, tulis Edna.

"Artinya, memiliki kemampuan bertempur.

Heri pun sempat berkeluh kesah tentang kapal selam yang dibuat oleh PT PAL Indonesia yang selama ini sering kehadirannya kerap dibangga-banggakan pejabat Indonesia.

Sebab, menurut Heri seperti dituturkan oleh Edna, kapasitas dari KRI Alugoro, nama kapal selam buatan PT PAL, tidaklah memuaskan.

Sempat juga ia berkisah tentang perwira yang justru dipersulit atasannya karena melaporkan buruknya kapal selam buatan PT PAL.

”Sama media, gue berharap. Beritakan yang sebenarnya,” katanya.

Untuk itu ia berharap para pembuat keputusan benar-benar memikirkan TNI dan prajuritnya bukan hanya ”asal bapak senang” demi pangkat dan kursi yang enak atau keuntungan material.

Sempat terungkap cerita dari Heri tentang korban-korban yang jatuh akibat alat utama sistem senjata yang buruk.

Belakangan Heri lega karena isu pembelian kapal selam bekas yang sangat tua ternyata tak berlanjut.

Ternyata, masih banyak orang di Kementerian Pertahanan dan TNI AL yang berkomitmen untuk TNI AL dan Korps Hiu Kencana yang lebih baik.

”Mereka berani mengatakan yang sebenarnya,” katanya saat itu.

Geram Penundaan Proses Overhaul KRI Nanggala-402

Khusus untuk KRI Nanggala-402 yang pada akhirnya mengantar Heri Oktavian bersama 52 orang kru lainnya `terdampar` di kedalaman 750 meter di bawah permukaan laut tersebut, Heri punya keluhan besar.

Heri Oktavian geram dengan terus tertundanya proses overhaul KRI Nanggala sejak tahun 2020.

"...padahal kapal selam itu harus terus disiapkan," tulis Edna tentang alasan Heri mendorong proses overhaul pada KRI Nanggala-402.

Dalam dunia otomotif Indonesia, istilah overhaul lebih umum dikenal dengan sebutan turun mesin.

Proses ini biasanya dilakukan dengan cara membongkar mesin yang bermasalah untuk dapat diperiksa dengan sangat teliti, agar diketahui sumber masalahnya.

Sayang, proses overhaul yang diharapkan Heri Oktavian tak kunjung dilakukan, hingga akhirnya KRI Nanggala-402 tenggelam di dasar laut Bali akibat adanya sebuah masalah yang belum terungkap.

Sementara dikutip dari tni.mil.id, Heri Oktavian dilantik sebagai Komandan KRI Nanggala-402 pada 3 April 2020.

Dalam pelantikannya, Danpusdiksus menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kerja keras, sumbangan pikiran, kreatifitas dan keberhasilan Letkol Laut (P) Heri Oktavian selama memimpin Sekasel.

Ajak Ibunda Masuk Kapal Selam

Di mata sang Ibu, Letkol Heri dikenal sebagai anak yang penyabar.

Murhaleni (73) ibunda Letnan Kolonel (P) Heri Oktavian mengatakan, ia terakhir bertemu putranya tahun 2020 lalu.

Saat itu, dengan lulusan Akademi Militer (Akmil) 2004 itu ini baru dilantik sebagai Komandan Kapal Selam KRI Nanggala 402.

"Sempat diajak masuk ke dalam (kapal selam)," kata Murhaleni.

Istri purnawirawan Polri ini mengatakan, Heri termasuk anak yang penyabar dan peduli dengan keluarga.

"Kalau ada apa-apa, dia pasti kontak keluarga di Lampung.

Seperti pas dilantik, dia ngajak kami, sampai diajak masuk ke dalam kapal," kata Murhaleni.

Panglima TNI Ajukan Ini untuk 53 Awak KRI Nanggala

Sebanyak 53 awak kapal selam KRI Nanggala 402 telah gugur, hal tersebut dikatakan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Guna tanda penghormatan atau penghargaan kepada seluruh awak kapal selam KRI Nanggala 402 akan diberikan kenaikan pangkat yang akan segera diajukan kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Kita akan memberikan satu penghargaaan kepada para prajurit Hiu Kencana KRI Nanggala-402, dan itu akan kami akan ajukan secara berjenjang kepada Bapak Presiden yaitu berupa kenaikan pangkat dan segera kita akan proses," kata Hadi dalam konferensi pers secara virtual, Minggu (25/4/2021).

Ia menjelaskan, telah diperoleh citra yang telah dikonfirmasi sebagai Bagian KRI Nanggala 402 meliputi kemudi vertikal belakang, jangkar, bagian luar badan tekan, kemudi selam timbul, bagian kapal yang lain termasuk baju keselamatan awak kapal MK-11.

Berdasarkan bukti-bukti otentik tersebut dapat dinyatakan bahwa KRI Nanggala-402 telah tenggelam dan seluruh awaknya telah gugur.

"Semoga kami dapat meneruskan perjuangan paripurna saudara-saudara sebagai prajurit tentara terbaik Indonesia," ujarnya.

Pencarian kapal selam KRI Nanggala 402 ini dimulai pada Rabu (21/4/2021) ketika dinyatakan hilang kontak pada pagi hari.

Pukul 03.46 Wita, sea rider memonitor periskop dan lampu pengenal dari KRI Nanggala-402 yang perlahan mulai menyelam dan tak terlihat.

Padahal seharusnya, periskop masih tetap muncul. Saat itu KRI Nanggala-402 semestinya meminta otorisasi penembakan, tetapi saat dipanggil, tidak ada jawaban.

Sejak pukul 03.46 Wita itu lah, KRI Nanggala sama sekali tidak memberi respons.

Hari itu, KRI Nanggala 402 dinyatakan hilang. Penyebabnya, diduga karena black out atau kehilangan daya listrik.

Dalam kapal selam tersebut disebutkan ada cadangan oksigen hingga 72 jam yang berarti para awak kapal dapat bertahan hingga Sabtu (24/4/2021) dini hari.

Kemarin, Sabtu, TNI AL menyatakan KRI Nanggala 402 subsunk (tenggelam). Namun, baru hari ini Panglima TNI menyatakan seluruh awak kapal meninggal dunia.

(Annisa\Editor)

Share:




Berita Terkait

Komentar